Pemerintah dan Muhammadiyah Diprediksi Idul Fitri Bersamaan, 10 April 2024

Pemerintah dan Muhammadiyah Diprediksi Idul Fitri Bersamaan, 10 April 2024

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir-(Foto/Dok.MU)-

NOMORSATUKALTIM - 1 Syawal 1445 Hijriah atau Hari Raya Idul Fitri 2024 diprediksi bakal berlangsung bersamaan antara Pemerintah Indonesia dan Muhammadiyah.

Perkiraan ini disampaikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir dalam acara Silaturahmi Ramadan 1445 H di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta. 

"Insya Allah Muhammadiyah akan ber-Idul Fitri pada 10 April 2024 dan tampaknya Idul Fitri akan sama antara pemerintah dan Muhammadiyah," kata Haedar, dikutip dari Antara, Minggu (7/4/2024).

BACA JUGA: Bulog Klaim Stok Beras Cukupi Kebutuhan Lebaran di Paser dan PPU

Haedar berharap, kesamaan 1 Syawal 1445 H ini dapat menghilangkan kebingungan masyarakat. Mengingat awal Ramadhan Muhammadiyah dan pemerintah tahun ini selisih sehari.

"Ramadhan-nya beda tapi Idul Fitri-nya sama karena ada perbedaan cara penetapan," jelas Haedar.

Terlepas dari perbedaan cara penetapan, Haedar meyakini seluruh lapisan masyarakat Indonesia mampu menjaga toleransi.

BACA JUGA: Pemudik Capai 21 Ribu dalam Sehari, Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan Catat Rekor Terpadat

"Sama maupun berbeda insya Allah kita sudah masuk pada fase saling memahami dan toleransi," ujar dia.

Untuk menyatukan dan mengakhiri perbedaan penentuan Hari Raya Idul Fitri, kata Haedar, Muhammadiyah terus mengampanyekan terwujudnya Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT).

Menurut dia, KHGT diharapkan tidak hanya berlaku untuk Indonesia saja, melainkan untuk umat Islam di seluruh dunia sehingga perbedaan itu tidak terus berulang.

BACA JUGA: Terjadi Kenaikan Hingga 20%, Pj Gubernur Kaltim Tinjau Arus Mudik di Bandara Sepinggan Balikpapan

"Sehingga nanti satu tanggal baru itu berlaku untuk di semua negara. Seperti kalender masehi yang tidak ada perbedaan," kata dia.

Apabila masih terus menggunakan kalender sesuai dengan negara masing-masing, Muhammadiyah memandang perbedaan dalam menentukan waktu-waktu penting umat Islam kemungkinan besar bakal terus terjadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: