Bupati Berau Sebut Tingkat Inflasi di Berau Masih Tergolong Aman

Bupati Berau Sebut Tingkat Inflasi di Berau Masih Tergolong Aman

Bupati Berau Sebut Tingkat Inflasi di Berau Masih Tergolong Aman-(ist)-

BERAU, NOMORSATUKALTIM - Bupati Berau Sri Juniarsih Mas beserta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) mengikuti rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah, yang digelar Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) secara virtual pada Rabu (3/1/2024).

Selain membahas perkembangan inflasi di setiap daerah. Termasuk beberapa faktor penyebab serta upaya yang harus dilakukan pemerintah daerah dalam mengendalikan laju inflasi, rakor juga sebagai bentuk evaluasi perkembangan inflasi pascalibur Natal dan tahun baru.

Bupati Berau Sri Juniarsih Mas mengatakan, beberapa arahan yang disampaikan dalam rakor, akan menjadi catatan untuk segera ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah.

"Tadi sudah disebutkan beberapa faktor yang memengaruhi laju inflasi. Nah, itulah yang menjadi perhatian kita bersama," kata Sri Juniarsih.

Namun, dia menyatakan bahwa inflasi di Berau masih tergolong aman.

Karena, upaya yang dilakukan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Berau sangat aktif dan maksimal.

"Alhamdulillah tahun ini aman-aman aja," ujarnya.

Dia juga mengatakan, pertumbuhan ekonomi suatu daerah yang sudah bagus ekonominya, justru pertumbuhannya tidak terlalu signifikan.

"Karena dia (daerah lain) mempertahankan yang ada," imbuhnya. 

Dirinya mengungkapkan, kontribusi sektor pertanian di Berau hanya 10 persen.

Ada satu komoditas yang masih mendominasi, yaitu sektor batu bara sebesar 59 persen.

"Di situ kita ada sektor-sektor dominan. Bisa saja kita upayakan di sektor pertanian mati-matian, tapi lihat dulu distribusinya berapa persen," ungkapnya.

Dia pun menginginkan agar ekonomi Berau tak hanya bertumpu pada batu bara saja, namun bisa juga dari pariwisata atau lainnya. Tentu saja, hal tersebut membutuhkan waktu.

 

 

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyebut, perkembangan inflasi global, Indonesia menduduki posisi ke-53 dari 186 negara, atau peringkat ke-7 dari 24 negara G-20, dan peringkat ke-4 dari 11 negara di ASEAN.

“Berdasarkan data yang dihimpun dari BPS, maka tingkat inflasi bulan ke bulan (Desember 2023 terhadap November 2023) sebesar 0,41%, sedangkan inflasi tahun ke tahun dan inflasi tahun kalender (Desember 2023 terhadap Desember 2022) sebesar 2,61%,” ujar Mendagri.

Sementara, Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, angka mounth to mounth merupakan yang terendah selama 20 tahun terakhir, jika dibandingkan pada Desember di tahun-tahun sebelumnya.

Dia memaparkan, Desember 2023, beras masih mengalami inflasi yaitu sebesar 0,48%.

Tingkat inflasi ini relatif lebih rendah dibandingkan Desember tahun sebelumnya yang sebesar 2,30%.

"Jumlah kota yang mengalami inflasi beras mengalami penurunan pada Desember 2023, di mana 56 kota mengalami inflasi, 23 kota mengalami deflasi, dan 11 kota stabil," ujarnya.

Perkembangan produksi jagung nasional pipilan kering kadar air 14%, Januari 2023-Februari 2024 (juta ton), produksi jagung nasional dalam pipilan kering diperkirakan mengalami penurunan sepanjang Januari-Februari 2024.

"Secara historis, terdapat asosiasi antara perkembangan harga jagung dan harga daging ayam ras dan telur ayam ras yang ditransmisikan melalui kenaikan harga pakan ternak," ungkapnya.

Amalia menjelaskan, untuk faktor penyebab inflasi tertinggi, di antaranya makanan, minuman dan tembakau, transportasi, rekreasi, olahraga dan budaya, perawatan pribadi serta jasa lainnya.

"Kalau komoditas yang dominan memberikan andil pada inflasi yaitu beras, cabai merah, cabai rawit, bawang putih, dan daging ayam ras," sebutnya.

Dia juga mengatakan, dampak El Nino menyebabkan mundurnya musim tanam dan potensi penurunan produksi pangan.

"Sudah ada upaya kementerian/lembaga untuk mengantisipasinya, di antaranya melalui percepatan tanam," ujarnya.

Akibat faktor cuaca, lanjut Amalia, musim tanam dan panen mundur.

Diperkirakan puncak panen terjadi pada April-Mei 2024.

"Perlu berjaga-jaga, karena ada risiko musim panen pada saat curah hujan tinggi," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: