Pemprov Kaltim Lanjutkan Proyek Bendungan Telake dan Lambakan

Pemprov Kaltim Lanjutkan Proyek Bendungan Telake dan Lambakan

Pj Gubernur Kaltim memberikan keterangan pers, usai meninjau lokasi pembangunan Bendungan Telake di Kabupaten Paser, pada Sabtu (18/11/2023).-(Disway/ Setdaprov Kaltim)-

BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) memastikan bakal melanjutkan proyek pembangunan Bendungan Telake dan Bendungan Lambakan di Kecamatan Long Kali, Kabupaten Paser.

Pj Gubernur Akmal Malik berkunjung ke lokasi rencana pembangunan bendungan yang sempat dibatalkan pada 2021 lalu itu, pada Sabtu (18/11/2023).

"Ini adalah dua proyek strategis yang tertunda. Padahal urgensinya untuk Kaltim, terutama Paser dan Penajam Paser Utara sangat besar," kata Akmal Malik di sela kunjungan, akhir pekan lalu.

Sejak awal, lanjut Akmal, pembangunan dua bendungan ini untuk penyediaan air bagi sekitar 21 ribu hektare lahan persawahan di dua kabupaten, yakni Paser dan Penajam Paser Utara.

Bendungan ini sekaligus berfungsi sebagai fasilitas pengendalian banjir di dua kabupaten tersebut.

Bahkan, setelah penetapan Kaltim sebagai lokasi Ibu Kota Negara (IKN), kehadiran dua bendungan ini dinilai menjadi kian strategis.

"Kehadiran IKN pada gilirannya akan mendongkrak aktivitas ekonomi dan pertumbuhan penduduk," jelas Akmal.

Bagi Akmal, taka da pilihan lain bagi Kaltim untuk segera mengeksekusi proyek ini untuk mendukung kemandirian pangan daerah. Selama ini, Kaltim masih sangat bergantung kepada Sulawesi dan Jawa untuk pemenuhan kebutuhan bahan pokok seperti beras.

"Kaltim harus membangun sentra-sentra pertaniannya agar tercapai swasembada pangan," tambah Akmal.

Ketersediaan air irigasi, kata Akmal, menjadi penyebab Kaltim sulit memenuhi kebutuhan berasnya. Karenanya, realisasi program bendungan ini menjadi salah satu solusinya.

Akmal mengakui, program pembangunan 2 bendungan ini tidak akan mudah. Makanya, perlu kolaborasi pusat dan daerah untuk mewujudkan rencana ini.

"IKN pasti butuh suplai pangan yang kuat. Itulah tugas kita sebagai buffer zone IKN. Buffer zone harus hadir menyuplai kebutuhan pangan IKN. Ini  harus kita rencanakan jauh-jauh hari. Kalau tidak, kita akan terlambat. Jangan sampai IKN-nya selesai, kita belum siapkan apa-apa," kata Akmal.

Sementara Kepala Seksi Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai (BWS) Kaltim Gus Agung Guntoro mengungkapkan hambatan dalam merealisasikan proyek ini adalah persoalan izin usaha pertambangan (IUP) batu bara.

"Kami ingin lahan di Telake ini bebas dari IUP batu bara agar pembangunan bendungan untuk irigasi persawahan ini nantinya bisa lancar," kata Gus Agung.

Untuk rencana pembangunan fisik Bendungan Telake ini telah dilakukan lelang dengan pagu anggaran Rp700 miliar dan Rp500 miliar untuk pembangunan jaringan irigasi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: