Kelompok G7 Belum Mau Serukan Gencatan Senjata di Palestina

Kelompok G7 Belum Mau Serukan Gencatan Senjata di Palestina

Para anggota kelompok G7 di antaranya Amerika Serikat, Italia, Inggris, Prancis, Jepang, Kanada, dan Jerman dalam pertemuan beberapa waktu lalu mengatakan bahwa G7 menahan diri untuk menyerukan gencatan senjata di Gaza-(ist)-

NOMORSATUKALTIM - Beberapa negara yang tergabung dalam kelompok G7 belum mau serukan gencatan senjata Israel di Gaza. Para anggota kelompok G7 di antaranya Amerika Serikat, Italia, Inggris, Prancis, Jepang, Kanada, dan Jerman dalam pertemuan beberapa waktu lalu mengatakan bahwa G7 menahan diri untuk menyerukan gencatan senjata di Gaza. Meskipun demikian kelompok G7 hanya mendukung 'jeda kemanusiaan' untuk Gaza.

Dalam pertemuan Menteri Luar Negeri negara G7 tersebut mereka masih memberikan dukungan terhadap perlawanan Ukraina terhadap Rusia.

Selain itu kelompok ini juga memberikan peringatan pada China untuk tidak memberikan dukungannya pada Rusia.

Tidak hanya itu, para Menteri Luar Negeri G7  juga mengingatkan Iran untuk tidak memberi dukungan pada hamas dalam menghadapi Israel.

Para Menteri Luar Negeri G7 mengatakan bahwa Israel berhak untuk membela diri dan rakyatnya sesuai dengan hukum internasional dalam upayanya mencegah terulangnya kembali, namun seakan tidak peduli dengan tewasnya ribuan warga sipil di Gaza.

Selain itu juga menegaskan bahwa bantuan Iran tersebut dikatakan akan dapat mengganggu stabilitas Timur Tengah, termasuk dukungan untuk Hizbullah Lebanon dan organisasi non-negara lainnya.

Sedangkan Joe Biden setelah mendapatkan berbagai protes dan ancaman dari warga negaranya akhirnya meminta Israel untuk menghentikan sementara serangannya ke Gaza.

Hal ini untuk memberikan waktu pada Amerika dalam melakukan evakuasi warganya yang masih ada di Gaza.

Meskipun demikian, Amerika sendiri tetap akan mengirimkan bantuan miliaran dolar setiap tahunnya. 

Untuk mendukung serangan militer Israel, Biden telah meminta Kongres untuk menyetujui paket bantuan militer senilai 14,3 miliar dolar Amerika ke Israel.

Akan tatapi John Kirby selaku juru bicara keamanan nasional Gedung Putih mengatakan bahwa Presiden AS Joe Biden tidak mendukung pendudukan kembali militer Israel di Jalur Gaza setelah perang Israel-Hamas berakhir.

Komentar tersebut diungkapkan setelah sehari Benjamin Netanyahu yang merupakan Perdana Menteri Israel menyatakan bahwa Israel akan mengambil kendali keamanan di Gaza setelah perang.

“Israel akan bertanggung jawab atas keamanan untuk jangka waktu yang tidak terbatas,” katanya.

“Ketika kita tidak mempunyai tanggung jawab keamanan, yang kita alami adalah meletusnya teror Hamas dalam skala yang tidak dapat kita bayangkan,” katanya.

Pernyataan tersbeut mendapatkan tanggapan dari Abdel Latif al-Qanou yang merupakan salah satu juru bicara Hamas.

Abdel dengan tegas menolak usulan untuk mendepak Hamas dan membiarkan Israel serta Amerika mengatur pemerintahan mereka.

“Apa yang dikatakan Kirby tentang masa depan Gaza setelah Hamas adalah sebuah fantasi,” katanya.

“Rakyat kami bersimbiosis dengan kelompok perlawanan, dan hanya mereka yang akan menentukan masa depan mereka,” tegas Abdel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: