Budiono: Rekomendasi DPP PDIP Beralih ke Risti

Budiono: Rekomendasi DPP PDIP Beralih ke Risti

Wakil Ketua Parlemen Balikpapan, Budiono.--dok. Disway

NOMORSATUKALTIM – Wakil Ketua Parlemen Balikpapan, Budiono, mengakui namanya tidak lagi masuk dalam daftar calon wakil walikota. Musababnya, rekomendasi Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan, mengalihkan dukungannya kepada Risti Utami Dewi.

Rekomendasi DPP PDIP yang mengalihkan dari nama Budiono ke Risti, terbit setelah Rakernas PDIP awal Oktober silam. Surat itu ditujukan ke Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud, dan ditembuskan ke Parlemen Balikpapan.

“Jadi, saya bukan mundur dari pencalonan wawali. Tapi itu rekomendasi dari DPP PDIP. Saya kan petugas partai. Jadi, nurut saja apa kata partai,” ujar Budiono, tadi malam.   

Budiono menjelaskan, selama ini namanya memang sempat direkomendasikan DPP PDIP.

“Saya pun siap menjadi calon wawali, tapi prosesnya lama sekali. Kalau sekarang dialihkan ke calon lain, saya siap juga. Apa kata partai, saya laksanakan,” ujarnya.

Dengan peralihan rekomendasi ini, Budiono tidak harus mundur dari jabatannya sebagai Wakil Ketua Parlemen Balikpapan. Ditanya soal posisinya yang aman, apakah itu akhirnya jadi berita gembira atau sebaliknya, Budiono tertawa.

“Apapun yang partai instruksikan, saya senang. Begitu pun saat rekomendasi beralih. Kalau pun saya tidak jadi mundur dari DPRD bukan karena keinginan sendiri, prinsipnya apa kata partai,” jelasnya.

Saat ditanya apakah ia tidak berambisi memperjuangkan kursi wawali, lantaran seharusnya kursi itu jatah PDIP, lagi-lagi Budiono tertawa.

“Masa kalau partai tidak merekomendasikan, saya tetap nekat mengajukan diri sendiri, itu bunuh diri. Namanya petugas partai harus siap tunduk apa kata partai, termasuk pencabutan rekomendasi ini. Ya harus diikuti,” ujarnya.

Ia tidak mengetahui pasti alasan rekomendasi tiba-tiba beralih ke Risti, yang diusung Golkar.

“Kalau alasannya kenapa, saya tidak tahu. Rekomendasi itu kan dari DPP, dari Jakarta. Sampean kan kenal Mas sama orang DPP PDIP, coba tanya ke sana saja. Kalau saya, apapun kehendak partai, saya taat,” papar Budiono.  

Sebagai pengingat, sepeninggal mendiang politisi PDIP Balikpapan Thohari Aziz, kursi wawali kosong. Kekosongan ini sudah lebih dua tahun. Pemilihan calon wawali pengganti Thohari diajukan partai pengusung dan koalisi.

Yang kemudian dari nama-nama yang diajukan itu, diserahkan ke Wali Kota Balikpapan untuk disaring dan dipilih dua nama. Lalu, dua nama itu diserahkan ke Parlemen untuk dilakukan vooting. Dua nama yang telah diajukan Wali Kota ke Parlemen, yaitu Budiono dan Risti.

Siapa yang nanti terpilih, tergantung jumlah suara di Parlemen dengan 50+1 suara. Artinya, dari 45 kursi DPRD Balikpapan, siapa yang bisa mendapat 23 suara atau sudah melebihi 50 persen plus satu suara, maka ia yang terpilih menjadi wawali.

Namun dengan beralihnya rekomendasi DPP PDIP dari Budiono ke Risti, praktis nama calon wawali menjadi tunggal. Pihak Parlemen masih akan berkonsultasi ke Kemendari, apakah harus dua nama atau calon tunggal tetap bisa diproses. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: