Soal Perundungan di Balikpapan, Disdikbud Bakal Sosialisasi di Sekolah

Soal Perundungan di Balikpapan, Disdikbud Bakal Sosialisasi di Sekolah

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Balikpapan, Irfan Taufik.-Adhi-Disway Kaltim

Balikpapan, nomorsatukaltim- Kasus bullying atau perundungan siswa pelajar di Balikpapan Utara menjadi perhatian Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Balikpapan.

Video Perundungan berdurasi 27 detik yang sempat viral di media sosial itu menghebohkan publik. Video itu memperlihatkan korban berinisial AA (13) dibanting dan didorong kedua temannya berinisial KD (13) dan MR (13).

Kedua pelaku, terekam menyakiti korban berkali-kali hingga membuat korbannya tak berdaya dan sampai meminta ampun.

Perundungan anak remaja ini diduga terjadi hari Sabtu (23/9/2023), di salah satu Masjid yang ada di Kelurahan Muara Rapak, Balikpapan Utara.

Saat ini kasusnya sudah selesai melalui perdamaian kedua belah pihak.

Mengantisipasi kasus serupa kembali terjadi di Balikpapan, Kepala Disdikbud Balikpapan, Irfan Taufik bakal melakukan sosialisasi ke seluruh sekolah.

Pihaknya berinisiasi dengan menugaskan pengawas-pengawas sekolah untuk menjadi pembina sekolah. Tak hanya soal perundungan. Disdikbud Balikpapan akan mensosialisasikan tiga hal yang haram dilakukan di sekolah.

"Kita akan treatment tiga hal besar yang haram dilakukan di dunia pendidikan. Tiga dosa besar itu pertama, perundungan atau bully. Kedua, kekerasan seksual, ketiga intoleransi,” tegasnya, kemarin.

"Jadi ketiga hal ini perlu kita terus sampaikan ke sekolah-sekolah, baik ke guru, tenaga Pendidikan, maupun ke anak anak sekolah," kata Irfan Taufik.

Selain itu, lanjut Irfan, kasus perundungan pada anak sekolah perlu peran serta, tak hanya dari pihak sekolah. Diperlukan keterlibatan orang tua siswa untuk mengawasi anak-anaknya.

Menurutnya, sekolah rumah kedua, adapun rumah pertama itu keluarga. Orang tua diminta lebih peduli dan memperhatikan perkembangan anak-anaknya.

"Orang tua harus lebih care. Misalnya ketika anak anak jam pulang sekolah, dimana anak saya, kemana anak saya, kok belum pulang dan seterusnya. Peran serta orang tua dalam dunia pendidikan sangat dibutuhkan," jelasnya.

Irfan menyebut, perilaku anak anak menjadi tanggung jawab guru dan pengajar bila berada dalam lingkungan sekolah. Ketika berada diluar sekolah, diperlukan kepedulian orang tua murid.

"Karena tidak mungkin guru terus mengawasi ketika sudah keluar sekolah. Tidak bisa kita awasi, bagaimana diluar sana. Sekali lagi kita butuh bantuan, butuh partisipasi orang tua melakukan pengawasan terhadap anak-anaknya," ingat Irfan. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: disway kaltim