Warga GPA: Wali Kota Balikpapan, Mana Janjimu
Nomorsatukaltim.com - Tanggal 20 Juni 2023, warga Griya Permata Asri aka GPA, tak ada yang pernah menyangka: jika petaka menghampiri mereka. Nyaris tiga bulan, perumahan GPA terendam air. Bencana banjir masih terjadi sampai hari ini. Bahkan, sebelumnya pernah mencapai ketinggian hingga 2,5 meter.
Pada Juni, mulanya hanya tujuh rumah yang terendam, seiring waktu bertambah. Sampai kini ada sekitar 22 rumah yang terendam dengan kisaran 50 jiwa terdampak.
Mereka pun terpencar, ada yang mengungsi ke rumah saudara, tetangga, mencari kontrakan di tempat lain, ada pula yang terpaksa menginap di masjid.
Saat media ini ke lokasi pada Senin (18/9/2023) malam, tampak spanduk bertuliskan: Tolong Bantu Kami Wali Kota Balikpapan, Mana Janjimu.
Spanduknya berwarna putih, diikat tali berwarna biru, berdiri ditopang dua utas kayu yang terendam banjir. Saat disorot lampu penerang, air yang merendam perumahan GPA sudah berwarna hijau. Kata warga, karena sudah tercampur air dari limbah rumah tangga.
Malam tadi, di sekitar lokasi, warga tengah berembuk menyatukan suara, menentukan sikap, mencari solusi konkret. Mereka berkumpul bersama elemen mahasiswa, ormas dan Relawan Peduli Balikpapan. Ada HMI, PMII, GMKI, PMKRI, LMND, dan sejumlah ormas lain.
Para warga, elemen mahasiswa dan ormas sepakat mendesak Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud mengambil langkah taktis yang konkret. Mereka lelah dengan pelbagai janji, minim bukti. Karena itu, rencananya pekan ini mereka akan melakukan aksi bersama di depan Balai Kota Balikpapan.
"Pak Wali sudah pernah ke sini sebelum Idul Adha lalu," ujar Ketua RT 52, Ibu Tatik.
Saat itu, Wali Kota Rahmad meminta dinas terkait melakukan penyedotan air. Selama 24 hari air disedot dengan pompa. Rahmad berjanji akan menuntaskan masalah tersebut dalam waktu singkat.
"Tapi ternyata solusi yang diberikan hanya sementara, banjir tetap tak surut," imbuhnya.
Alasannya, kapasitas pompa dari Pemkot tak mampu menampung debit air yang merendam perumahan GPA. Setiap hari, hujan atau tidak, debit air selalu masuk dan merendam perumahan itu. Sebab, lokasi tersebut menjadi titik pembuangan limbah rumah tangga.
"Sudah banyak warga yang sakit, anak-anak kami juga gatal-gatal karena kan air kotoran yang masuk," jelas Tatik. Selain itu, warga pernah menemukan hewan melata seperti ular cobra dan biawak.
Untuk itu, warga mengetuk empati Wali Kota Rahmad dan meminta Pemerintah Balikpapan membuat saluran pembuangan air. Drainase yang sudah ada selama ini ditutup.
Mereka meminta solusi konkret dari Wali Kota Balikpapan. Tak hanya melempar masalah ini kepada pengembang. "Kami jelas tidak puas dengan Pemkot karena solusi yang diberikan hanya sementara," tegas Tatik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: