Pantai Melayu
Ke pulau Galang inilah, menurut rencana, penduduk Pulau Rempang dipindahkan. Pulau Rempang harus dikosongkan. Untuk pabrik kaca lengkap, dengan investasi sampai Rp 380 triliun. Investornya Anda sudah tahu: Xun Yi. Dari Guangzhou, Tiongkok.
Sampai Rempang saya justru tidak tahu akan melihat apa. Tidak ada apa-apa. Belum ada apa-apa. Kecuali kampung lama di pinggir-pinggir pantainya. Ada 16 kampung tua di sepanjang pantainya. Ada yang sudah ratusan tahun. Kampung kecil-kecil. Hanya ada 1 kelurahan di pulau seluas sekitar 17.000 hektare itu.
Semua itu harus dikosongkan demi investasi Rp 380 triliun.
Tentu akan ada jalan keluar yang terbaik. Saya dengar mereka tidak menolak proyek besar itu tapi apakah harus digusur. Bukankah mereka hanya secuil dari hamparan lahan satu pulau yang begitu besar.
Penduduk asli itu belum tentu mau dipindahkan ke Pulau Galang. Ke dekat bekas penampungan pengungsi Vietnam.
Tapi jangan sampai juga proyek ini batal. Masalahnya peletakan batu pertamanya tinggal kurang dari satu bulan lagi. Apakah mereka sudah harus pergi sebelum itu?
Presiden Jokowi punya kiat ''ganti untung''. Misalnya untuk jalan tol. Tentu ada kian serupa untuk Rempang.
Jangan sampai ada tekanan kepada mereka. Demokrasi memang tidak mungkin memprosesnya dalam waktu yang begitu pendek.
Maka jalan pintas kelihatannya akan juga dilakukan di Rempang.
Saya belum juga punya ide akan ke mana. Mobil terus melaju ke arah Pulau Galang. Lalu ada tanda panah di pinggir jalan: Pantai Melayu 1.
"Ke situ saja," ujar Marganas.
Di situlah lokasi salah satu kampung tua di Rempang. Pantai Melayu 1 adalah tempat rekreasi lokal di Batam. Dikelola oleh kampung itu sendiri. Pantainya berpasir putih, berpohon-pohon kelapa, bertenda-tenda, dan tidak jauh dari jalan raya. Tidak sampai 500 meter. Lagi sepi. Hari kerja. Kalau akhir pekan ramai sekali.
Terlihat ada proyek masjid di situ. Pilar-pilarnya sudah jadi. Kelihatannya untuk menggantikan masjid kecil di dekatnya. Bangunan masjid itu dihentikan. Toh semua saja harus pindah ke Pulau Galang.
Saya tidak sampai 5 menit di Pantai Melayu 1. Waktu sudah mepet. Jangan sampai ketinggalan ferry ke Singapura. Mohamad Salah sudah kangen saya: siapa tahu. Maka saya harus ke stadion Singapura untuk Liverpool vs Bayer Munchen petang harinya. (Dahlan Iskan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: