Pedagang Hewan Kurban Wajib Kantongi Dokumen Rekomendasi
Nomorsatukaltim.com – Menjelang Idul Adha 1444 H, penjualan hewan kurban di Balikpapan diperketat. Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Balikpapan, memastikan tidak ada sapi atau kerbau yang terserang penyakit mulut dan kuku atau PMK dan lumphy skin disease alias LSD. Pihaknya terus melakukan pengawasan ketat usai hewan kurban di sejumlah daerah terserang penyakit tersebut. Kepala DP3 Balikpapan, Sri Wahyuningsih mengatakan, untuk itu para pedagang hewan kurban wajib melengkapi surat rekomendasi dari dinas daerah setempat agar bisa masuk ke kota ini. Tujuannya membatasi masuknya sapi dari beberapa daerah. Sekaligus melarang sapi dari daerah berstatus zona merah. “Saat ini, Balikpapan hanya menerima sapi dan kerbau dari daerah yang bebas PMK atau masuk dalam zona hijau,” tegasnya, Selasa (6/6/2023). Zona yang dimaksud seperti dari Provinsi Bali dan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sedangkan untuk daerah zona merah, pihaknya memastikan tidak akan memberi izin masuk. Ia berujar, di kota ini hingga tidak ada temuan kasus PMK dan LSD. Sebab selain pengawasan ketat, hewan kurban yang masuk hingga saat ini berasal dari daerah zona hijau. “Kita terima dari daerah yang sangat ketat untuk mengantisipasi PMK,” tegasnya. Pihaknya juga telah membentuk tim untuk mengecek kesehatan hewan kurban secara berkala. Tujuannya agar daging sapi saat hari raya kurban aman saat dikonsumsi. “Kami berikan stiker di sapi atau hewan ternak kurban lainnya yang telah dipastikan sehat,” imbuh Sri. Ketersediaan hewan kurban sapi di Balikpapan saat ini sekitar 1.740 ekor. Untuk yang siap potong berjumlah 1.400 ekor. Tahun sebelumnya, ketersediaan sapi mencapai 3.500 ekor. Adapun jumlah pemotongan, diprediksi akan meningkat. Mengacu data tahun 2022, sapi terpotong sebanyak 2.803 ekor dan kambing 862 ekor. Ketua Kelompok Tani dan Peternak Tunas Lada di Karang Joang Km 23 Balikpapan, Supoyo, memastikan sapi yang mereka ternak dijamin bebas dari penyakit. Kelompok peternak di sana, menurutnya, rutin melakukan upaya-upaya pencegahan. “Kami rutin menjaga kesehatan sapi, Mas. Diberi obat tradisional atau rutin memanggil mantri untuk perawatan kesehatan,” ujar Supoyo. Kelompok Ternak Tunas Lada, membawahi puluhan peternak dengan ratusan ekor sapi. Tiap tahun sapi di daerah ini menjadi incaran masyarakat untuk hewan kurban. Untuk itu, pihaknya memastikan menjaga ketat kesehatan hewan kurban yang diternaknya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: