Rekayasa Lalin di Rapak Tetap Dilanjutkan

Rekayasa Lalin di Rapak Tetap Dilanjutkan

Nomorsatukaltim.com - Baru saja Pemerintah Balikpapan, menerapkan rekayasa lalu lintas di Simpang Rapak. Rekayasa dilakukan dengan memisahkan jalur kendaraan bertonase besar. Tujuannya sebagai opsi mencegah kecelakaan di jalur maut ini.

Tapi, naas tak dapat ditolak. Untung, hanya bisa diharap. Sehari paska simulasi, justru terjadi lagi kecelakaan berdarah yang menimbulkan korban jiwa. Korban berinisal A (48), meninggal dunia di lokasi kecelakaan tadi malam, Rabu (24/5/2023).

Truk bertonase besar menghantam motor korban, lalu menabrak ruko yang menimbulkan kerusakan cukup parah. Untung saja, tiga pemuda yang berada di samping ruko itu selamat. Dalam rekaman CCTV, yang dilihat media ini, mereka sedang bersantai.

Tetiba, truk menyelonong menabrak ruko di sebelah ruko yang mereka tempati.

"Bruug...," dentuman keras tersua. Truk menabrak ruko yang diduga akibat rem blong.

"Allahu Akbar, Allau Akbar," terikan takbir menggema dari bibir mereka, sambil berlari menyelamatkan diri. Akibat kecelakaan itu, warga Balikpapan menyemut. Tak ada yang menduga, kecelakaan berdarah di Rapak, terjadi lagi untuk kesekian kalinya.

Dalam catatan media ini, dari 2009-2023, sedikitnya ada 16 kecelakaan besar yang mengakibatkan hilangnya nyawa.

Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud, tak jadi merebahkan tubuh di kasur empuknya. Sebab, selang beberapa waktu usai kecelakaan, ia ikut memantau ke tempat kejadian.

Rahmad menyampaikan bela sungkawa atas terulangnya musibah kecelakaan, tadi malam. Terutama kepada korban dan keluarganya.

"Saya turut berduka. Tidak ada yang menginginkan kecelakaan ini terjadi," ujar pak Haji, sapaan karib Rahmad.

Rahmad mengatakan, pihaknya telah berupaya melakukan tindakan preventif mencegah kecelakaan. Di antaranya, melebarkan jalan dan melakukan simulasi pemisahan jalur.

Ia juga berjanji, jika dalam penyelidikan nanti perusahaan truk besar itu terbukti salah, pihaknya akan mencabut izinnya.

Rahmad bilang, ia akan segera berkoordinasi dengan asosiasi perusahaan pemilik kendaraan tersebut untuk memastikan kondisi truk itu, laik jalan atau tidak.

“Saya berkomitmen, kalau memang truk ini bermasalah izin dan lainnya, saya pastikan izinnya akan dicabut,” janji pak Haji.

Ia juga menjawab pertanyaan ihwal kelanjutan rencana pembangunan flyover. Menurutnya, dari hasil rekomendasi, pembangunan itu belum waktunya. Tapi untuk jangka panjang.

“Itu sudah kami komunikasikan dengan PUPR. Belum perlu, katanya. Kami sudah berupaya langkah awal. Buktinya dengan melakukan pelebaran jalan untuk jangka pendeknya," jelas Rahmad.

Badan jalan di sekitar tikungan dilebarkan dari kondisi semula menjadi 5,8 meter. Kondisi jalan yang sempit diduga menjadi salah satu penyebab terjadinya kecelakaan di kawasan Muara Rapak.

"Mungkin jangka panjangnya flyover kami minta untuk disiapkan, karena ini jalan negara,” imbuh Rahmad.

Langkah Awal

Mengingat ke belakang, dalam catatan media ini pada 7 September 2022, dihelat pertemuan antara Pemerintah Balikpapan yang diwakili Wali Kota Rahmad Mas’ud dengan Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional atau BBPJN Kaltim,  Junaidi.

Saat itu, Rahmad membacakan hasil koordinasi yang telah diputuskan antara Pemkot Balikpapan bersama Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Pemprov Kaltim.

“Kontrak pekerjaan perbaikan Simpang Muara Rapak, Jalan Soekarno-Hatta, Balikpapan dilakukan tertanggal 25 Agustus 2022 dengan nilai kontrak Rp 13,024 miliar yang bersumber dari APBN 2022," ujar Rahmad, kala itu.

Ia melanjutkan, "Perbaikan geometrik berupa penyiapan lajur khusus belok kiri langsung pada lengan ruas Jalan Soekarno-Hatta, Simpang Rapak bertujuan menghindari antrean panjang akibat terhambatnya kendaraan yang akan belok kiri," imbuh Rahmad.

Kepala BBPJN Kaltim Junaidi menjelaskan, rencananya dilakukan penambahan lajur dengan lebar bervariasi. Pengerjaan lajur itu sudah dimulai dan selesai sejak Desember lalu.

Untuk pelebarannya, yang paling luas pasti pada tikungannya hingga mencapai 5,8 meter, panjangnya dari atas sekitar 700 meter.

"Dari atas sekitar Hotel Mahakam, nanti bentuk jalanannya itu seperti trapesium, paling lebar di tikungannya sampai hampir 6 meter,” jelas Junaidi.

Junaidi juga pernah menyampaikan rencana jangka panjang. Pihak BBPJN Kaltim melakukan kajian, apakah akan dibangun flyover atau underpass.

"Kami lakukan kajian underpass. Kalau flyover sudah ada desain dari provinsi. Ada risikonya juga, banyak toko akan tertutupi atau mati kalau dibangun flyover," jelasnya.

Ibarat Jalur Pantura, yang warung-warung di sekitarnya pada mati paska dibangunnya Tol Cipali.

Itulah mengapa pihaknya mengkaji lagi pembangunan underpass. Yakni dengan mencari ruang, apakah ada kolam retensi kecil. Ini karena saat hujan air harus disedot.

"Kalau pilihan yang memungkinkan underpass. Sebab, lebih pendek, murah dan turunan tidak terhalang kalau kendaraan lewat bawah. Tidak akan bertemu," papar Junaidi.

Solusi sementara jangka pendek, Rahmad Mas'ud memastikan akan tetap melanjutkan rekayasa lalu lintas pemisahan jalur kendaraan berat.

"Proses rekayasa lalu lintas yang diinisiasi Dishub Kota Balikpapan akan dilanjutkan," jelasnya.

Rahmad meyakini, jika simulasi rekayasa tidak dilanjutkan, kecelakaan tadi malam bisa lebih parah lagi.

"Kalau enggak simulasi bisa lebih parah lagi, itu informasi yang kami dapat,” paparnya.

Underpass Bakal Jadi Opsi

Pada akhir Januari 2023, Kepala Bappeda Balikpapan Murni pernah menyampaikan pada awak media, dari hasil rapat, pembangunan di Simpang Rapak tidak akan berbentuk flyover, melainkan akan dibangun underpass.

“Kalau jalan flyover dinilai mengganggu estetika kota. Kementerian PUPR tidak merekomendasikan jalan flyover, karena terlalu tinggi,” tutur Murni, Selasa (31/1/2023).

Ia mengakui memang awalnya ada dua opsi pembangunan, yakni dibangun flyover dan underpass. Namun, setelah hasil kajian dan rapat, telah diputuskan dibangun underpass.

Untuk proses detail engineering design, lanjutnya, semua ditangani BBPJN Kaltim. “Untuk pembangunan simpang Rapak semuanya diambil alih BBPJN menggunakan dana pusat. Kalau kami porsinya saat ini pembebasan lahan saja,” kata Murni.

Rencana proyek underpass ditarget tuntas 2024. Proses lelang akan dilakukan di 2023. “Mereka bebas mau lelang kapan saja. Dananya kan ada,” tuturnya.

Dari informasi yang diperolehnya, belum ditentukan panjang dan lebarnya. “DED sepertinya belum selesai, BBPJN yang buat,” terangnya. Sampai kini, progres tersebut belum diketahui.

Sinyal adanya pembangunan underpass atau flyover, juga belum terlihat. Tapi, kecelakaan berdarah sudah keburu terulang lagi. Sang korban, wafat di tempat. Innalillahi... (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: