KKP Siapkan Aksi Nasional Pengelolaan Hiu Berjalan

KKP Siapkan Aksi Nasional Pengelolaan Hiu Berjalan

Nomorsatukaltim.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyusun Rencana Aksi Nasional konservasi hiu berjalan usai diterbitkannya Keputusan Menteri KKP Nomor 30 Tahun 2023 tentang Perlindungan Penuh Ikan Hiu Berjalan. Rencana aksi akan mencakup upaya pemantauan populasi, mendorong pengembangan/penelitian, pengawasan, penyadartahuan ke masyarakat dan evaluasi efektivitas pengelolaannya. “Perlu pembagian peran pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pemangku kepentingan terkait seperti LSM, akademisi dan pemerhati hiu berjalan untuk mendukung hal ini,” ujar Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut, Firdaus Agung, dalam siaran persnya, dikutip pada Rabu (26/4/2023). Ia menjelaskan hasil penilaian Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Jenis Ikan (EPANJI), pengelolaan ikan hiu berjalan masih berada di level dikelola minimum. Pengelolaannya telah mulai diinisiasi, namun belum semua program bisa diimplementasikan. “Terbitnya Keputusan Menteri diharapkan dapat meningkatkan status pengelolaannya menjadi level optimum bahkan berkelanjutan,” jelasnya. Menurutnya dari sembilan spesies ikan hiu berjalan di dunia, 6 spesies di antaranya ada di Indonesia. Spesies endemik ini tersebar di perairan Papua, Papua Barat, Maluku, dan Maluku Utara. Pada penilaian tahun 2020 menunjukkan, spesies ini telah masuk dalam daftar merah The International Union for Conservation of Nature. Hal itu menyusul kerentanan dan kelangkaannya. Bahkan dua spesies masuk dalam kategori hampir terancam, tiga spesies dikategorikan rentan, dan satu spesies memiliki kategori sedikit perhatian. Senior Program Director of Konservasi Indonesia, Fitri Hasibuan menjelaskan salah satu program kunci Konservasi Indonesia sebagai mitra KKP dengan mendukung upaya perlindungan dan pelestarian spesies penting ada di Indonesia, salah satunya hiu berjalan. “Penting untuk melindungi spesies ini karena beberapa faktor, salah satunya bioekologi. Spesies ini cenderung berbeda dengan spesies hiu lain. Hiu berjalan meski memiliki reproduksi dan laju pertumbuhan cepat namun memiliki habitat sempit. Spesies ini juga sangat rentan menghadapi kepunahan” jelasnya. Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan perlunya mendorong dan memprioritaskan keberlanjutan ekologi laut seiring pemanfaatan laut secara optimal, baik dari aspek ekonomi maupun sosial budaya. “Dengan demikian, tidak hanya generasi saat ini yang dapat merasakan manfaat sumber daya kelautan dan perikanan, tetapi juga generasi yang akan datang,” paparnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: