BRIN: Teknologi Pertanian Tingkatkan Produksi Tanaman Pangan

BRIN: Teknologi Pertanian Tingkatkan Produksi Tanaman Pangan

Nomorsatukaltim.com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mengingatkan agar pemerintah terus menggencarkan teknologi pertanian. Dengan teknologi, dinilai mampu meningkatkan produksi tanaman pangan. Pusat Riset Tanaman Pangan - ORPP BRIN, Pepi Nur Susilawati mengatakan mutu benih sebagai salah satu kunci kompetitif mendukung penyediaan benih unggul bermutu nasional. Ia menilai sudah saatnya industri perbenihan menggunakan inovasi teknologi perbenihan yang mendukung proses sertifikasi sesuai kondisi agroekologi. Hal itu disampaikannya dalam Webinar TERAS-TP#4 bertajuk Teknologi Perbenihan Tanaman Pangan Menunjang Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Pangan secara Berkelanjutan, dihelat Pusat Riset  Tanaman Pangan, BRIN, pada Kamis (13/4/2023) secara daring. "Data jumlah produsen benih di Indonesia pada 2020 didominasi produsen kecil yatu 78%, sedangkan produsen besar dan menengah masing-masing hanya 6 dan 16%. Untuk produsen besar 50%, swasta 19% BUMN, 19%  Dinas Pertanian Kabupaten dan 12% Dinas Pertanian Provinsi," rinci Pepi. Menurutnya, peningkatan kompetensi SDM perbenihan belum optimal, karena Indonesia negara kepulauan sehingga informasi dari provinsi ke provinsi lain sangat beragam. Begitu pula masih minimnya teknologi pertanian. "Inilah yang menjadi sorotan Kelompok Riset Teknologi Perbenihan Tanaman Pangan,  kami memerlukan metode pengujian mutu benih yang aplikatif untuk pengawasan mutu benih," ujarnya. "Di Indonesia efisiensi perbenihan masih relatif rendah karena unsur subjektivitas dan waktu pengujian. Kita ingin menawarkan aplikasi komputer vision yang bisa mengintegrasikan sejumlah besar proses visual yang kita tampilkan  berupa gambar. Kita membutuhkan akuisisi pengolahan citra dan yang paling penting  bagaimana kita bisa validasi meniru kerja visual manusia di komputer," terang Pepi. Ia menjelaskan fungsi pendukung komputer vision diawali akuisisi gambar, yaitu proses penangkapan citra menggunakan kamera DSLR. Selanjutnya proses gambar yaitu proses pengolahan citra, tahap ketiga analisa data gambar yaitu analisa data citra “Terakhir tahapan pengenalan gambar yaitu proses pemahaman data citra," imbuh Pepi. Menurutnya pengujian yang dapat diidentifikasi melalui analisis citra digital yaitu pertama, menghitung 1000 butir. Alat yang digunakan untuk pengambilan gambar seperti scanner, kamera dan alat pengambil gambar lainnya. Kedua, mengidentifikasi bentuk benih, dapat membedakan bentuk benih, mengklasifikasikan benih murni, benih rusak, biji gulma, batang-ranting, dan inert. Ketiga, membantu pengamatan daya berkecambah seperti mengukur radikula, mengukur panjang akar dan plumula mengidentifikasi kecambah terinfeksi jamur atau bakteri. “ "Keempat, mengidentifikasi benih hampa, benih setengah isi, indikasi vigor rendah," jelas Pepi. Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN, Puji Lestari menyampaikan ketersediaan benih varietas sesuai agroekologi secara tepat waktu dan mutu tinggi menjadi faktor penting dalam sistem produksi dan upaya percepatan peningkatan produktivitas tanaman pangan. Karena itu, perbanyakan benih komoditas utama seperti padi, jagung, kedelai, sorgum, gandum serta serealia lain, memerlukan dukungan strategi pengelolaan perbenihan yang tepat, efektif, dan efisien. "Benih berperan penting dalam peningkatan produktivitas dan produksi nasional. Benih dan varietas berkontribusi 50% terhadap produktivitas. Benih dianggap sebagai input esensial, tidak ada benih tidak ada tanaman," ungkap Puji Lestari. Ia mengharapkan terciptanya kolaborasi dengan universitas dan koperasi, sekaligus membantu akselerasi peningkatan produktivitas pangan berkelanjutan. (*/ BRIN)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: