Doris: Urban Farming Cegah Stunting

Doris: Urban Farming Cegah Stunting

Nomorsatukaltim.com - Kasus stunting atau kurangnya asupan gizi menarik perhatian legislator Balikpapan, Doris, untuk melakukan pelbagai upaya menekan laju pertambahan kasus. Salah satunya melalui pertanian dalam kota yang memanfaatkan pekarangan atau urban farming. Ketua Komisi IV Parlemen Balikpapan, Doris Eko Rian Desyanto, mengatakan bahwa peningkatan asupan gizi terhadap keluarga perlu lebih ditingkatkan. Ia menyarankan salah satunya dengan meningkatkan pemanfaatan pekarangan yang digunakan sebagai pertanian keluarga untuk menekan jumlah kasus stunting di Balikpapan. Politisi Golkar ini juga menjelaskan bahwa terkait peningkatan gerakan urban farming untuk pencegahan stunting sangat memerlukan sinergi antara perangkat pemerintahan daerah mulai Pemerintahan Kota, kecamatan hingga Rukun Tetangga. "DPRD tidak bisa bekerja sendirian begitupun dinas terkait, maka harus ada kolaborasi yang interaktif sampai elemen bawah. Karena gizi di usia dini harus terjaga, pertanian yang memanfaatkan pekarangan ini termasuk langkah yang bagus jika di tingkatkan," papar Doris, Senin (6/3/2023). Doris berharap, adanya sinergitas kolaborasi antara perangkat Pemerintah setempat Kota dapat menekan lajunya sngka stunting. "Tak luput juga peran masyarakat untuk lebih memperhatikan asupan keluarganya," ujarnya. Mengacu data Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, jumlah kasus stunting tercatat sebanyak 2.190 kasus sepanjang tahun 2022. Ada pun Kelurahan Graha Indah memiliki kasus stunting tertinggi dengan jumlah 312 kasus. Selanjutnya, Batu Ampar dengan 172 kasus. Serta Karang Rejo dengan 161 kasus. Kepala DKK Balikpapan Andi Sri Juliarty mengatakan, saat ini persentase rata-rata kasus stunting di Balikpapan 10,52 persen. Pemerintah Balikpapan mencatat angka prevalensi stunting mengalami peningkatan sebesar dua persen sepanjang tahun 2022. Data Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Balikpapan menunjukan angka prevalensi stunting Balikpapan mencapai 19,6 persen. Hal itu berdasar hasil survei Studi Status Gizi Indonesia tahun 2022 yang dilakukan Kementerian Kesehatan. Angka kasus naik dari 17,6 persen di tahun 2021 naik menjadi 19,6 persen pada tahun 2022. (*/ Adv) Reporter: Muhammad Taufik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: