Siang Ini Karyawan PT MRL- EBH Demo Tutup Jalan Hauling PT EBH

Siang Ini Karyawan PT MRL- EBH Demo Tutup Jalan Hauling PT EBH

Kubar, Nomorsatukaltim.com - Sejumlah warga Kampung Dingin, Payang, Lotaq dan sekitarnya di Kecamatan Muara Lawa, Kutai Barat (Kubar) akan berdemo, Rabu (22/2/2023) hari ini. Aksi massa ini dijadwalkan mulai pukul 13.00 Wita sampai 17.00 Wita.

Rencananya demonstrasi akan dilakukan di depan Gapura Simpang Kampung Dingin dan pintu masuk jalan hauling Segmen 2 PT Energi Batu Hitam (EBH). Demo ini buntut terhentinya aktivitas tambang PT EBH oleh Priska dan Erika Siluq Cs yang menuntut ganti rugi. Sayangnya hingga saat ini belum ada penyelesaian. Warga yang berdemo ini adalah karyawan PT EBH dan karyawan PT Riung Mitra Lestari (RML) sebagai kontraktor PT EBH. “Kami melakukan aksi demo agar bisa bekerja lagi, karena sejak awal Februari 2023 tadi sudah tidak ada aktivitas. Belum lagi status karyawan yang hampir habis masa kontraknya. Jadi tolong ini dapat diperhatikan,” ungkap Marselinus Hendro, mewakili karyawan. Kalaupun aksi ini tidak juga ada penyelesaian, maka akan melakukan aksi susulan ke Gedung DPRD dan Pemkab Kubar. Panitia aksi telah melakukan pemberitahuan ke Polres Kubar, Sabtu (18/2). Surat tersebut ditandatangani Ketua Koordinator Lapangan, Dompeng, Ketua BPK Kampung Dingin Marselinus Hendro dan mengetahui Kepala Adat Dingin R Syahrun. Surat juga ditembuskan kepada PT EBH, PT RML, Petingi Dingin, Petinggi Lotaq, Petinggi Payang, Petinggi Muara Lawa, dan Camat Muara Lawa. Untuk diketahui, warga Kampung Dingin yang dipimpin Erika Siluq dan Priska awalnya melakukan aksi penutupan di kantor PT EBH, awal Februari lalu. Dampaknya hingga menghentikan kegiatan perusahaan. Aksi lainnya yakni menutup jalan ke lokasi tambang dan mendirikan tenda-tenda darurat hingga menghalangi aktivitas perusahaan. Salah satu poin tuntutan, ganti rugi lahan sekitar 6,3 hektare yang dipakai PT EBH untuk membangun gudang handak atau gudang bahan peledak. Lebih lanjut ditambahkan Marselinus, dampak penutupan tambang ini, sangat besar bagi karyawan lokal yang bekerja di PT EBH dan PT RML. Kedua perusahaan tersebut, tempat mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga. “Oleh sebab itulah, selaku karyawan merasa dirugikan. Makanya kami selaku karyawan lokal akan melakukan aksi penolakan atas penghentian tambang PT EBH,” katanya. Secara terpisah, Erika Siluq menyebutkan, sudah mengetahui rencana aksi yang akan dilakukan karyawan. “Yang saya tahu itu karyawan PT Riung (PT.RML). Kalau PT. EBH tidak ikut. Bahkan kami hanya mendengar selentingan saja, belum menerima surat akan aksi tersebut,” sahut Erika. Pada prinsipnya, dia mengaku, prihatin atas nasib yang dialami karyawan. “Yang pasti kami hanya menuntut hak kami terhadap PT EBH. Mestinya karyawan PT RML bisa menyampaikan kepada pemerintah terkait nasib mereka,” terangnya. Reporter: Lukman Hakim

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: