Banjir Masih Mengancam Kabupaten Berau

Banjir Masih Mengancam Kabupaten Berau

Berau, Nomorsatukaltim.com - Banjir masih mengancam Kabupaten Berau. Setelah hujan deras yang terjadi secara merata pada Sabtu (4/2/2023), ancaman banjir masih harus diwaspadai masyarakat. Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Kabupaten Berau, Reygik Riskianera Himawan mengatakan, potensi hujan di wilayah Berau, secara umum 1 minggu ke depan masih tinggi. Hal ini kata dia, disebabkan oleh faktor cuaca yang mendukung terjadinya hujan terpantau masih aktif. Seperti La Nina lemah, MJO, SST (suhu permukaan laut) yang masih hangat, energi konvektif yang cukup tinggi. "Serta keadaan labilitas atmosfer di wilayah Berau yang mendukung potensi terjadinya hujan dengan intensitas sedang-lebat," katanya. MJO atau Maden Jullian Oscilation merupakan aktivitas intra seasonal yang terjadi di wilayah tropis yang dapat dikenali berupa adanya pergerakan aktivitas konveksi yang bergerak ke arah timur dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik yang biasanya muncul setiap 30 sampai 40 hari. Adapun prediksi banjir di Berau, juga berpotensi tinggi terjadi di beberapa wilayah. Terutama dikarenakan curah hujan yg masih tinggi di wilayah Berau pada periode Februari hingga Maret mendatang. Untuk itu, Reygik Riskianera Himawan mengimbau kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati ketika melakukn berbagai kegiatan selama cuaca yang tidak menentu. "Dari pantauan kami, wilayah Berau yang potensi hujannya cukup tinggi yaitu, beberapa wilayah di Kecamatan Segah, Kelay, Gunung Tabur, Pulau Derawan, hingga Kecamatan Bidukbiduk," katanya. Hujan deras yang terjadi akhir pekan lalu menyebabkan banjir di sejumlah kecamatan di Kabupaten Berau. Beberapa wilayah, ketinggian banjir mencapai pinggang orang dewasa, mengakibatkan harta benda milik warga terendam. Banjir terparah terpantau di sebagian Kecamatan Tanjung Redeb, Teluk Bayur, Kelay dan Segah. Namun air yang merendam Kecamatan Kelay dan Segah lebih cepat surut. Sedangkan genangan air di Kecamatan Tanjung Redeb dan Teluk Bayur mulai surut beberapa jam kemudian. Menurut Kepala Bidang (Kabid) Logistik dan Kedaruratan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau, Nofian Hidayat, banjir di Kecamatan Tanjung Redeb dan Teluk Bayur, sudah surut sejak Minggu (5/2/2023) pagi. Kendati, masih ada beberapa titik yang masih tergenang. "Saat banjir yang terjadi pada Sabtu kemarin itu, yang paling parah di Kelurahan Teluk Bayur, Kelurahan Rinding. Kalau di Kecamatan Tanjung Redeb, itu Kelurahan Bedungun," jelasnya, Minggu (5/2/2023). Adapun untuk wilayah di kecamatan lain, seperti di Kelay dan Segah, juga terpantau banjir. Hanya, banjirnya tidak berlangsung lama. Menurut Nofian, penyebab banjir selain karena intensitas yang tinggi. Hal yang mempengaruhi lainnya, yakni belum adanya saluran drainase. Kalaupun ada lanjut dia, drainase tersebut tidak maksimal dalam mengalirkan air ke pembuangan. Sehingg air meluap ke jalan dan menutupi beberapa titik jalan dan menggenangi rumah warga. "Itu biasa drainasenya tersumbat tanah dan sampah. Ini kerap membuat banjir terjadi apabila intensitas hujan tinggi di Berau. Khususnya di Tanjung Redeb dan Teluk Bayur," katanya. Dia juga menilai, banjir serupa bisa saja kembali terjadi,  apabila intensitas hujan tinggi kembali turun. Sebab, dengan kondisi musim penghujan seperti sekarang, masyarakat juga perlu berhati-hati dalam beraktivitas di luar rumah. "Pasti bisa terjadi lagi. Soalnya drainase belum ditangani dengn maksimal. Tapi kami berharap, tidak banjir tidak terjadi lagi di Berau," ujarnya. (*)   Reporter: Hendra Irawan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: