Harga TBS Sawit di Kaltim Turun Tipis

Harga TBS Sawit di Kaltim Turun Tipis

Nomorsatukaltim.com – Harga tandan buah segar atau TBS di Kalimantan Timur, mengalami penurunan. Namun penurunannya tidak terlalu besar. Harganya turun tipis Rp 62,09 per kilogram. Harga TBS sawit yang dipanen dari pohon sawit umur 10 tahun ke atas di periode 16-31 Desember 2022, mengalami penurunan dari Rp 2.426,13 kg menjadi Rp 2.364,04 per kg. "Periode sebelumnya atau pada 1-15 Desember, harga TBS kelapa sawit di Kaltim sebesar Rp 2.426,13 per kg. Untuk periode ini Rp 2.364,04 per kg sehingga terjadi penurunan Rp 62,09 per kg," terang Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kaltim, Ujang Rachmad, dikutip dari Antara, Selasa (3/1/2023). Harga di periode 16-31 Desember 2022 yang sebesar Rp 2.364,04 per kg ini, tidak jauh berbeda dengan harga pada periode 16-30 November, yang berada di kisaran Rp 2.338,73. Harga TBS kelapa sawit senilai Rp 2.364,04 itu harga di tingkat pabrik untuk pekebun yang telah bermitra dengan pabrik pengolah sawit. Ujang pun mendorong agar pekebun kelapa untuk bermitra agar produksi TBS mereka tidak dipermainkan tengkulak. Menurutnya penetapan harga TBS dilakukan tim dari lintas sektor. Tujuannya memberi perlindungan kepada pekebun dalam memperoleh harga TBS kelapa sawit yang wajar. Selain itu untuk menghindari persaingan tidak sehat di antara perusahaan perkebunan di Kaltim. Meski mengalami sedikit penurunan, namun harga masih konsisten di jalur perbaikan. Penurunan ini dinilai sebagai hal wajar dan fluktuasi bulanan biasa. Di lapangan, harganya ada yang lebih tinggi dari harga yang ditetapkan Disbun Kaltim. Sekretaris Jenderal Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia Kaltim, Daru Widiyatmoko mengatakan, sejak medio Agustus harga TBS terus meningkat. Saat ini, harga TBS konsisten berada pada jalur peningkatan. Perbaikan itu disebabkan saat Agustus ada kekosongan tangki di pabrik-pabrik akibat lancarnya ekspor CPO. Saat ini, ekspor pada beberapa perusahaan sudah lancar. Menurutnya dari harga pada periode 15-31 Desember yang diatur Disbun Kaltim mencapai Rp 2.364 per kilogram, sedikit menurun dibanding awal bulan yang mencapai Rp 2.426 per kilogram untuk para petani yang bermitra. Sedangkan untuk petani swadaya lebih tinggi, mencapai Rp 2.700 per kilogram. Alasannya karena ada perusahaan yang membeli harga TBS petani lebih tinggi. “Meski sedikit menurun namun harga saat ini masih berada di jalur perbaikan,” tuturnya. Harga TBS ini mengikuti harga crude palm oil atau CPO yang fluktuatif. Bisa menurun, tapi saat ini cenderung baik. Dampaknya bukan hanya untuk petani bermitra tapi juga petani swasta. Ia mengharapkan harga tahun depan bisa melebihi Rp 3.000 per kilogram seperti sebelum adanya larangan ekspor. Kendati begitu, diakuinya peningkatan harga saat ini tidak dirasakan seluruh petani. Di Kaltim sendiri masih ada sejumlah daerah yang membeli dengan harga murah. Terutama, di Berau harga TBS masih dibeli hanya Rp 1.800 per kilogram. “Sangat jauh dari ketetapan Disbun Kaltim, sedangkan daerah lain harganya sudah di atas Disbun,” ujarnya. Ia berharap ke depan seluruh daerah di Kaltim bisa merasakan peningkatan harga yang sama. Terkait nilai ekspor, sebelumnya Kementerian Pertanian Indonesia memprediksi nilai ekspor sawit tahun 2022 diperkirakan mencapai US$38 miliar atau setara Rp 592 triliun dengan kurs Rp 15.600. Hal itu diutarakan Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian RI, Andi Nur Alamsyah. Tingginya nilai ekspor disebabkan tren positif  harga CPO sepanjang tahun 2022, yang berdampak positif bagi pendapatan devisa ekspor sawit. “Ekspor produk sawit sampai akhir tahun 2022 menyumbangkan devisa mencapai US$ 38 miliar, lebih besar dibanding perolehan devisa tahun 2021. Dari data BPS, ekspor produk sawit menghasilkan devisa sebesar US$ 30,34 miliar pada 2021,” ujar Andi. (rap)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: