Ekonomi Kaltim Triwulan III Tumbuh 5,28 Persen, Tapi Inflasinya Naik Lebih Tinggi
Samarinda, nomorsatukaltim.com – Ekonomi Kaltim pasca pandemi COVID-19 ini tumbuh positif. Diperkirakan trend ini akan terjadi hingga akhir tahun.
Dari catatan BI perwakilan Kaltim, pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2022 sebesar 3,03 persen (yoy). Kemudian pada triwulan III 2022 justru tumbuh sebesar 5,28 (yoy). Kenaikan itu ditopang oleh banyaknya lapangan usaha. Tapi lapangan usaha pertambangan punya dampak paling besar dengan kontribusi 55,79 persen dari total PDRB Kaltim. Pertumbuhan sektor ini 3,63 persen (yoy), lebih tinggi di bandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,74 persen (yoy). “Saat ini harga batu bara memang sedang menggeliat-geliatnya,” kata Deputi Kepala Perwakilan BI Kaltim Hendik Sudaryanto. Naiknya harga tersebut juga dikarenakan meningkatnya permintaan dari negara luar, utamanya Tiongkok. Kondisi itu pun secara langsung turut mendorong kinerja sektor pertambangan yang menjadi primadona ekonomi Kaltim. Hendik juga menambahkan sektor pertambangan juga berkontribusi pada bidang perbankan. “Kalau bicara banking, kalau ada uang, mereka (perbankan) pasti akan ikut tertarik,” sebutnya. Contoh nyatanya ada pada kinerja kredit yang diklaim juga meningkat. Akan tetapi pihak perbankan juga tetap berhati-hati. Mereka tidak mau ambil risiko memberikan kredit terlalu tinggi. Mengingat harga batu bara pun masih fluktuatif. Karena itu tetap diperlukan langkah mitigasi untuk mencegah hal itu terjadi. Justru kinerja kredit untuk UMKM lah yang lebih banyak menunjukan perkembangan positif kata Hendik. Malah dalam skala mikro untuk triwulan III, penyaluran kredit berkontribusi menjaga stabilitas keuangan. Ditambah lagi geliat daya beli masyarakat dan kepercayaan konsumen cukup tinggi. Ini ditunjukkan melalui hasil survei konsumen Oktober 2022 oleh BI Kaltim. Masyarakat masih optimistis membelanjakan uang mereka. Penilaian itu terlihat dari Indeks Keyakinan Konsumen Oktober 2022 sebesar 133,7. Lebih tinggi dari September 2022 yaitu 119,6. Sementara Indeks Ketahanan Ekonomi (IKE) Oktober tercatar 132,7, lebih tinggi di bandingkan periode September yaitu 120,5. Hendik menyebut optimisme itu tercermin dari tingkat penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja saat ini. Indeks penghasilan per Oktober tercatat 140,5. Sedangkan indeks ketersediaan lapangan kerja adalah 136,0. Lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 121,5 dan 126,5. Bahkan, ekspektasi konsumen untuk enam bulan ke depan juga masih meyakinkan. Hal ini tercermin dari IKE Oktober 2022 sebesar 134,7, lebih tinggi dibandingkan 118,67 pada September 2022. Berkaca dari data di atas, maka Hendik pun optimistis. Hingga triwulan IV nanti ekonomi Kaltim bakal tumbuh positif. Prediksi BI sampai akhir tahun terjadi peningkatan pertumbuhan sekitar 3,20 persen sampai 3,85 persen. “Akhir tahun secara keseluruhan di 2022 diperkirakan membaik. Ada optimisme tapi tetap waspada dan hati-hati. BI akan terus bersinergi dengan para stakeholder,” tegas Hendik. Terganjal inflasi Meski ada optimisme, nyatanya angka inflasi Kaltim juga meningkat. Tercatat inflasi triwulan III 2022 sebesar 5,69 persen (yoy). Lebih tinggi dibandingkan triwulan II yakni 4,38 persen (yoy). Kondisi ini kata Hendik tidak bisa dipungkiri. Pemicunya adalah gangguan rantai pasok, ketegangan geopolitik akibat perang Rusia-Ukraina dan kebijakan proteksionisme dari beberapa negara. Meski naik tapi nilai itu masih bisa terjaga. “Historis kami setelah BBM naik, tiga bulan ke depan pasti inflasi naik. Tapi tidak seperti kemarin. Ini yang menyebabkan kita akan tetap menjaga nilai inflasi,” jelasnya. Yang dikendalikan adalah pasokan pangan. Masyarakat tetap harus dibuat yakin bahwa stok pangan masih tersedia. Di sinilah tugas pemerintah. Menyediakan pasokan. “Tidak mesti produksi sendiri tapi bisa kerja sama dengan daerah lain,” imbuhnya. (*) Reporter : Baharunsyah Sumber : Reviewsatu.comCek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: