Jauh di Bawah Rata-Rata Nasional

Jauh di Bawah Rata-Rata Nasional

Jauhar Efendi (ZUHRIE) TANJUNG REDEB, DISWAY - Menjelang Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2020 di sejumlah kabupaten/kota se Kalimantan Timur, Asisten 1 Badang Pemerintahan Kaltim, Jauhar Efendi mengakui tingkat partisipasi pemilih pemula masih jauh di bawah rata-rata nasional. Kondisi tersebut, ditegaskannya, harus menjadi perhatian serius bagi penyelenggara Pemilu di Kaltim. Agar meningkatkan partisipasi pemilih, khususnya di Kabupaten Berau. Jauhar Efendi mendorong, setiap daerah yang akan menggelar pesta demokrasi untuk semakin gencar melakukan sosialisasi pemilu pagi para pemilih pemula. Bukan hanya di laksanakan oleh penyelenggara seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU), namun peran serta Badan Kesatuan Bangsa dan Politik di setiap daerah perlu ditingkatkan. “Kita harus bekerja keras, untuk meningkatkan partisipasi masyarakat agar menggunakan hak pilihnya. Seluruh komponen harus bergerak bersama. Karena satu suara sangat penting untuk keberlangsungan pembangunan selama lima tahun kedepan,” ujarnya Rabu (6/11), usai membuka sosialisasi peningkatan pertisipasi pemilih pemula. Dijelaskannya, pada Pilkada di Kaltim 2018 lalu, jumlah partisipasi pemilih hanya 58,16 persen. Angka tersebut masih berada jauh di bawah partisipasi pemilih nasional di Pileg 2014 yang mencapai 75 persen. Dan tentu menjadi pekerjaan rumah bersama yang harus diselesaikan. “Angka ini sudah pasti menjadi catatan merah bagi penyelenggara pemilu dan seluruh komponen yang terlibat. Sehingga ini harus ditingkatkan, terutama bagi para pemilih pemula,” jelasnya “Untuk 2020 sendiri, ditargetkan partisipasi pemilih mencapai 75 persen,” lanjutnya. Dia juga mengingatkan masyarakat, agar tidak mudah terpancing dan menyebarkan isu-isu negatif atau hoax di media sosial, terkait perbedaan antar golongan menjelang pemilu serentak. Terkhusus bagi Aparatur Sipil Negara (ASN), diimbau untuk tetap menjaga netralitas dan tetap bekerja melayani masyarakat. “Menjelang pemilu serentak ini, hindari SARA. Terutama di media sosial. Manfaatkan medsos dengan bijak. Dan satu lagi, hindari money politic,” pungkasnya.(*/zuh/app)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: