ODHA di Paser Meningkat

ODHA di Paser Meningkat

Paser, nomorsatukaltim.com- Secara komulatif dari 2018 hingga sekarang, ODHA di Kabupaten Paser sebanyak 145 jiwa. Seluruh kecamatan di Bumi Daya Taka setidaknya terdapat warganya yang terpapar HIV/AIDS. Dua kasus tertinggi di Kecamatan Tanah Grogot dan Kuaro, masing-masing 34 dan 20 ODHA.

“Dari total keseluruhan yang ada, 15 diantaranya penderita baru pada 2021 ini,” kata Pengelola Program HIV Dinas Kesehatan Kabupaten Paser, Rosalina. Sementara kasus yang meninggal 18 orang. Angka tersebut di luar ODHA yang ada saat ini. Banyak penderita HIV/AIDS dalam kurun tiga tahun terakhir grafik mengalami peningkatan, diibaratkan sebuah “prestasi’. Dalam arti kinerja tim pelayanan di lapangan benar-benar optimal. “Mungkin orang (lain) grafiknya meningkat memandang mengerikan. Kalau saya bilang alhamdulilah, berarti terdeteksi. Maksudnya bukan peningkatan pasien, melainkan kinerja teman-teman di layanan bekerja luar biasa,” sambung dia. Diinformasikan pada 2018 lalu ODHA masih diangka 16 orang. Namun sekarang telah ratusan. Dirinya membeberkan, kebanyakan yang tertular dari hubungan terlarang atau orang ketiga khususnya yang telah terikat pernikahan. Sementara penderita yang paling dominan adalah laki-laki. “Biasanya perempuan-perempuan istri mereka. Kalau WTS (Wanita Tuna Susila) malah sedikit,” beber Rosalina. Berdasarkan data, ODHA di Kabupaten Paser ada masih balita dan usia 60 tahun lebih. Diketahui kasus komulatif usia 1 – 4 tahun terdapat 2 orang dengan 1 kasus kematian. Usia 15 – 19 tahun terdapat 2 pasien, 15 - 19 tahun sebanyak 37 orang dengan tiga kematian, 30 – 39 tahun total 42 pasien meninggal 8, usia 40 sampai 49 tahun dengan 38 pasien dan meninggal 7 orang, usia 50-59 terdapat 11 ODHA serta 3 yang meninggal, sedangkan usia diatas 60 tahun sebanyak 4 orang dan 1 meninggal. "Kasus kematian ini kebanyakan tidak mau atau setop minum obat. Untuk sekarang saja ada 18 yang meninggal," urai dia. Pihaknya kadang kesulitan dengan orang dengan gejala HIV/AIDS namun tak kooperatif. Saat pemeriksaan enggan menyerahkan kartu Identitas untuk didata, bahkan ada yang sampai kabur beberapa hari setelah skrining. "Memang tidak bisa disembuhkan. Namun (konsumsi obat teratur) dapat meningkatkan kualitas hidup. Jadi jangan dibilang menunda kematian. Tapi meningkatkan kualitas hidup," pungkasnya. Data per kecamatan Januari 2018 hingga sekarang, Tanah Grogot 34 kasus, Kuaro 20 kasus, Long Ikis 18 kasus, Long Kali dan Muara Komam, masing-masing 3 kasus, Belengkong dan Batu Engau masing-masing 2 kasus, Tanjung Harapan 4 kasus, kasus, Batu Sopang 17 kasus, dan Muara Samu 1 kasus. (asa/fdl)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: