Sungai Bengalon Meluap, 4 Desa Tergenang

Sungai Bengalon Meluap, 4 Desa Tergenang

Kutim, nomorsatukaltim.com – Kecamatan Bengalon, Kutai Timur (Kutim) waspada terhadap bencana banjir. Sejak Kamis (2/12/2021) pagi, Sungai Bengalon meluap dan kini sudah empat desa yang tergenang dari luapan sungai. Pada Kamis lalu, luapan Sungai Bengalon hanya menggenangi Desa Tepian Budaya dan Tepian Langsat. Ada 86 kepala keluarga (KK) yang terdampak sejauh ini. Namun pada Jumat (3/12/2021) siang, jumlah desa tergenang bertambah. Desa Sepaso Selatan dan Desa Sepaso Induk juga ikut terendam. Meskipun luapan air sungai belum masuk ke rumah warga, bukan tak mungkin ketinggian air akan bertambah. Akses warga di desa tersebut sudah terganggu. Lantaran, genangan air sudah menggenang jalan antar desa. Baca juga: Bengalon Putus Distribusi Sembako Terganggu Pemkab Kutim bersama instansi terkait langsung bersiaga terhadap kondisi ini. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sudah bersiap. Begitu juga dengan Dinas Sosial, Kepolisian dan TNI terus memantau perkembangan ketinggian air. Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman mengatakan, dirinya sudah mendapat laporan terkait banjir di Bengalon tersebut. Dirinya juga sudah meminta BPBD untuk memantau kondisi banjir tersebut. “Saya sudah instruksikan BPBD bersama tim untuk bersiaga. Sejauh ini laporan terus masuk ke saya. Jadi situasinya masih terpantau sejauh ini,” ujar Ardiansyah kepada nomorsatukaltim.com - Disway News Network (DNN). Langkah itu sengaja diambil Pemkab Kutim sebagai bentuk antispasi. Jika ketinggian air terus naik, proses penanganan bencana bisa segera teratasi. “Paling tidak bersiap jika banjir mulai merendam rumah warga bisa diambil langkah evakuasi,” tuturnya. Terpisah Komandan Koramil 0909-06 Bengalon, Kapten Inf. Sajani L Toruan mengatakan, pihaknya terus memantau perkembangan ketinggian air di bantaran Sungai Bengalon. Dari pantauan yang dilakukan memang ada kenaikan debit air pasca turun hujan. Tetapi penyebab lain adalahnya bertepatan dengan kondisi pasang tinggi air laut. “Sehingga arus sungai terhambat dan meluap di wilayah desa yang dilalui,” ucap Kapten Sajani. Ia menyebut, proses pemantaun terus dilakukan bersama tim BPBD, Dinas Sosial dan Kepolisian. Saat ini statusnya adalah waspada banjir dengan terus memantau ketinggian air sungai. “Jika memang saat tidak pasang lagi dan air masih menggenang di wilayah desa, baru bisa disebut banjir,” ujarnya. Pantauan dari sisi ulu sungai di Desa Tepian Budaya hingga ke ilir di Desa Sepaso Selatan sudah dilakukan. Memang desa yang berada di aliran sungai jadi terendam. Tapi ketinggian air belum sampai naik ke rumah warga. “Karena kondisi pasang air laut, daerah ilir seperti Sepaso Induk dan Sepaso Selatan juga ikut tergenang,” tuturnya. Dirinya juga memastikan sejauh ini warga di desa yang terendam tidak perlu dievakuasi. Dari pantauan pihaknya, proses perekonomian dan aktivitas masyarakat masih berjalan normal. “Kami masih terus monitor situasi ini, dan statusnya bisa dibilang waspada saja. Semua masih berjalan normal sejauh ini,” tandasnya. (bct/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: