Menilik Pelabuhan Klotok Balikpapan; Berdiri 1989, Ingin Terus Dilestarikan
Pelabuhan Penyeberangan Klotok Balikpapan-Penajam Paser Utara (PPU), masih menarik bagi masyarakat yang setiap hari lalu lalang di Teluk Balikpapan. Namun pelabuhan tradisional yang menghubungkan Balikpapan dengan kabupaten calon Ibu Kota Negara (IKN) itu, perlu perhatian lebih agar menjadi lebih representatif, bila ingin terus lestari.
REPORTER: RYAN AMANTA
EDITOR: AHMAD A. ARIFIN
Air laut di Teluk Balikpapan sedang pasang, ketika Indah, warga Balikpapan, tiba di Pelabuhan Klotok, Baru Ulu, Balikpapan Barat, Selasa 16 November 2021.
Indah mengaku baru saja melakukan perjalanan bolak balik PPU-Balikpapan, untuk menemui anggota keluarganya di Babulu; kecamatan di PPU yang berbatasan dengan Paser.
Kakinya yang lincah sudah terbiasa melewati kayu-kayu pancang dermaga sederhana itu, meski ombak sesekali mengguncang kapal kayu yang ditumpanginya.
"Sudah biasa, Mas. Jadi pagi-pagi ke seberang naik klotok, pulangnya sore seperti ini juga pakai klotok," ujar Indah.
Kebiasaan itu, kata dia, bukan berarti membuatnya tidak merasakan cemas sama sekali ketika sedang berada di atas kapal. Meski paham bahwa jaket pelampung yang disediakan kapak punya fungsi vital untuk keselamatan. Namun dia merasa risih kalau harus selalu menggunakan sepanjang perjalanan.
"Coba lihat, yang lain juga enggak pakai kok (jaket pelampung). Saya sudah dua tahun bolak-balik, aman saja sih," ungkapnya.
Menurutnya, pelabuhan kapal klotok yang berseberangan dengan pelabuhan speedboat itu sangat membantu, baik dirasakan warga PPU maupun warga Balikpapan. Lantaran jarak tempuhnya lebih dekat bila harus menyeberang dengan Kapal Feri PPU-Balikpapan yang bersandar di Kariangau. Waktu tempuhnya apalagi.
"Di sini lebih dekat, kalau masalah harga tiketnya juga murah. Kecuali kalau paka mobil, ya mau enggak mau naik Feri," tukasnya.
Senada, Irfan, warga Klandasan Ilir, yang bekerja di salah satu perusahaan swasta di PPU, juga sudah terbiasa bolak-balik menyeberang lewat pelabuhan itu. Bahkan Irfan bolak-balik membawa serta kendaraan roda dua pribadinya.
"Memang keamanan nomor satu di perusahaan saya, tapi selama ini lewat pelabuhan klotok juga enggak ada masalah,” katanya.
Namun demikian ia tetap berharap bahwa pihak pengelola atau instansi terkait lebih baik lagi dalam mengelola manajemen keselamatan penyeberangan di pelabuhan, agar menjamin rasa nyaman seluruh warga yang sudah terbiasa lewat ataupun warga yang baru merasakan sensasi menyeberang dengan kapal klotok.
"Enggak ada perubahan selama ini memang seperti ini saja sih, pelabuhannya. Semoga ke depannya dibagusin," tukasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: