Sistem Interkoneksi Listrik Kalimantan, Dalam Tiga Tahun Lampaui Jawa-Bali

Sistem Interkoneksi Listrik Kalimantan, Dalam Tiga Tahun Lampaui Jawa-Bali

Ilustrasi jaringan listrik. (ist)

Balikpapan, DiswayKaltim.com – Sistem interkoneksi jaringan listrik di Pulau Kalimantan akan mengalahkan Jawa-Bali dalam tiga tahun ke depan.

Pernyataan ini disampaikan General Manager PT PLN Unit Induk Wilayah Kaltimra, Sigit Witjaksono kepada wartawan, Senin (28/10/2019).

“Kami menargetkan interkoneksi sistem jaringan listrik yang menyeluruh di seluruh Kalimantan pada 2022," ungkap Sigit Witjaksono.

Untuk mewujudkan rencana itu, PLN tengah membangun jaringan interkoneksi di Kalimantan Utara. Sejumlah pembangkit telah masuk ke daerah tersebut meski masih memerlukan waktu.

"Tantangan untuk merealisasikan keandalan sistem interkoneksi Kalimantan ya kondisi geografis," kata Sigit lagi.

Di Kaltimra, beban puncak sistem ini mencapai 1.200 MW dengan reserve margin 250 MW. Wilayah ini masih akan mendapat tambahan 300 MW pada tahun depan.

Sementara di Kaltim, akhir tahun ini akan ada tambahan 2x50 MW di Bontang. Ada juga pasokan listrik dari PLTU Teluk Balikpapan (2x110 MW), PLTGU Tanjung Batu 100 MW, listrik swasta, dan PLTD lainnya. Cadangan daya ini menjadikan kondisi kelistrikan di Provinsi Kalimantan Timur menjadi lebih baik.

Merujuk data yang dikeluarkan PLN, perusahaan akan memiliki kemampuan hingga 4.000 MW sampai dengan tahun 2024 di seluruh Kalimantan. Jumlah itu jauh lebih besar dibandingkan interkoneksi Jawa-Bali yang mencapai 2.800 MW.

Saat ini, untuk Kaltim disuplai oleh sistem Mahakam yang melayani Kota Balikpapan, Samarinda, Tenggarong, dan Bontang.

Penggabungan jaringan listrik di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan dalam satu interkoneksi mampu menghemat beban produksi PLN untuk Kaltim sebesar 20-25 persen.

"Dengan adanya interkoneksi ini efisiensi dapat dilakukan karena pola operasionalnya akan didasarkan pada pembangkit yang berbiaya murah terlebih dahulu," ujar Sigit menambahi.

Sistem ini sudah tersambung antara Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan menuju Kalimantan Utara.

“PLN menuju efisiensi. Karena itu, nantinya PLTG yang ada di sekitarnya, yang kecil-kecil bisa masuk sistem. Sehingga bisa dikirim antar Kalimantan,” imbuh Sigit.

Sejumlah PLTD yang ada di Kaltim pun bisa mulai di-non aktifkan. Seperti di Paser, PLTD Gunung Malang, dan lainnya. Statusnya digunakan cadangan jika terjadi black out.

Sebagai tambahan informasi, tingkat konsumsi listrik di Kalimantan Timur tumbuh 9 persen lebih tinggi dibandingkan dengan nasional yang hanya sebesar 4 persen.

Besarnya pertumbuhan konsumsi listrik sejalan dengan ekspansi dan penambahan pelanggan. Saat ini  pelanggan PLN di wilayah Kaltimra mencapai lebih dari satu juta pelanggan.

Komposisi jumlah pelanggan listrik di Kaltimra masih didominasi rumah tangga sebesar 92 persen. Sisanya pelanggan bisnis dan industri. (fey/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: