KONI Kaltim Bekali Pelatih dan Atlet Penanganan Pertama Terjadinya Cedera

KONI Kaltim Bekali Pelatih dan Atlet Penanganan Pertama Terjadinya Cedera

Samarinda, nomorsatukaltim.com - KONI Kaltim membekali atlet, pelatih, dan ofisial untuk mengetahui langkah pertama penanganan terjadinya cedera. Jelang berlangsungnya PON XX Papua. Tujuannya, agar cedera yang dialami atlet di dalam maupun di luar pertandingan tidak berakhir tragis. Pelatihan digelar sehari di Sekretariat KONI Kaltim, Jalan Kesuma Bangsa. Minggu (19/9).

Materi pelatihan disampaikan langsung oleh Tim 119 RSUD Abdul Wahab Syahranie. Hadir dalam acara tatap muka itu, tak lebih dari 50 orang. Seluruhnya merupakan jajaran pelatih dan ofisial. Sementara peserta lain mengakses pelatihan itu melalui tayangan virtual. Terlebih saat ini atlet sedang dalam pengawasan ketat di penginapan selama pemusatan latihan (Puslatda).

Ketua Perhimpunan Pembina Kesehatan Olahraga Indonesia (KORI) Kaltim, dr. HM Sadik Sahil mengatakan, pelatihan cedera terhadap pelaku olahraga, baik atlet dan pelatih. Memang jadi kewajiban. Sehingga tanggung jawab KORI sebagai badan fungsional KONI terpenuhi. Secara peran dan tugasnya ialah membantu prestasi kontingen KONI Kaltim.

Terlebih dalam upaya mewujudkan target lima besar. Atlet sebagai ujung tombak peraih medali PON harus terjamimn kesehatan dan keselamatannya. Ketika terjadi accident yang mengakibatkan sesorang cedera, baik ringan atau berat. Semua sudah punya modal untuk membantu memberikan penanganan awal.

"Artinya sebelum datang penganagan dari tim medis. Pertolongan pertama sudah dilakukan, didapatkan oleh dia yang cedera," terangnya.

"Ketika terjadi dislokasi patah tulang pun, mereka juga bisa bantu penanganannya yang baik dan benar," sambungnya.

Selain materi penanganan terhadap pasien cedera, KORI Kaltim juga membekali materi psikologi. Atlet maupun pelatih yang cenderung stres menghadapi pertandingan, disebut Sadik Sahil perlu penanganan sendiri.

"Atlet dan pelatih kerap mengalami stres, dan itu pasti menggangu performa. Ditambah dengan situasi pandemi. Lalu PON kali ini berlangsung di Papua yang tentu berbeda dengan daerah lain. Ini juga perlu penanganan psikologinya" terangnya.

Terakhir, Sadik melanjutkan. Dalam posisi menghadapi pertandingan, tak kalah penting adalah mengetahui beberapa jenis zat atau obat yang sering digunakan atlet. Yakni pemakaian doping. Materi tersebut juga menjadi bagian dalam pembekalan itu. Ia menekankan bahwa penggunaan doping terlarang, dan sangat merugikan. Kontingen Kaltim harus meraih prestasi lewat jalur yang sportif. (frd/ava)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: