Cerita Sukmawati Lawan COVID-19; Manfaatkan Minyak Kayu Putih, Olahan Jahe Merah, dan Rebusan Rempah-Rempah

Cerita Sukmawati Lawan COVID-19; Manfaatkan Minyak Kayu Putih, Olahan Jahe Merah, dan Rebusan Rempah-Rempah

Sukmawati merupakan salah satu penyintas COVID-19. Ia tak sendiri, seluruh anggota keluarganya turut terjangkit.

nomorsatukaltim.com - Bersama ayah, ibu, serta kedua adiknya, mereka dinyatakan positif COVID-19 berdasarkan hasil swab pada 24 Desember 2020 lalu. “Kami juga tidak tahu bisa terpapar COVID-19 dari mana. Karena memang orang tua, saya sendiri dan adik-adik punya pekerjaan dan aktivitas masing-masing,” ujarnya, Sabtu (30/8/2021). Diawali dari sang ibu yang mengalami penurunan kondisi kesehatan seperti demam, batuk dan flu. Hal itu kemudian juga turut dialami oleh seluruh anggota keluarga di rumah, termasuk Sukma sendiri. Tak cukup sampai di situ, satu keluarga itu juga seketika merasa kehilangan indera penciuman. Merasa heran, lantas mereka akhirnya melakukan swab bersama setelah sang ibu berkonsultasi dengan dokter. “Kami sempat bingung juga bisa terpaparnya dari mana. Tapi karena memang di rumah ini yang paling lemah imunnya adalah mama, jadi bisa dibilang mama duluan yang terpapar. Dan setelah kami sama-sama swab, keluar hasil yang menyatakan kami semua positif (COVID-19),” ungkapnya. Sukma tak memungkiri, di awal mengetahui terpapar virus corona adalah saat-saat yang berat untuk dilalui. Rasa sedih, khawatir hingga terpuruk begitu ia dan keluarganya rasakan. Namun semua itu tidak berlangsung lama. Sukma bersama keluarganya segera bangkit dan konsisten untuk sembuh dengan cara mengikuti setiap anjuran yang diberikan oleh dokter. “Kami sama-sama berusaha menguatkan diri masing-masing. Kemudian juga mengikuti arahan dokter untuk istirahat yang cukup, makan-makanan bergizi, minum vitamin, dan olahraga yang teratur, tapi tidak melelahkan. Karena kalau terlalu capek, takutnya akan berpengaruh pada pernapasan dan akan mengakibatkan sesak napas,” ujarnya. “Kami juga minum obat yang dikasih dari rumah sakit dan dipantau terus kondisi kami oleh tim dokter. Terima kasih sekali kepada tim medis yang sudah memantau kondisi kami selama 24 jam saat itu karena memang kami menjalani isolasi mandiri di rumah,” ucapnya menambahkan. Selain itu, cara lain yang dikatakan Sukma begitu "ampuh" dalam membantu kesembuhan mereka adalah dengan rutin mengkonsumsi olahan jahe merah dan rebusan rempah-rempah lainya di pagi hari. Ada juga cara lain yang rutin dilakukan yakni dengan mengoleskan minyak kayu putih diseputaran wilayah pernapasan seperti dada, leher dan hidung. “Minyak kayu putih juga biasanya kami teteskan ke air hangat dan uap airnya kita hirup, itu ampuh sekali melegakan pernapasan, dan juga airnya bisa langsung diminum. Saya sendiri merasa setelah minum itu, pernapasan jadi terasa lega. Hal ini bisa dilakukan kapan saja atau di saat benar-benar merasa tidak nyaman dengan pernapasan,” ujarnya. Terlepas dari hal tersebut, ia mengatakan, apapun obat dan upaya untuk bisa sembuh dari suatu penyakit, berpikir positif adalah kunci utama untuk memperoleh kesembuhan. Sukma juga merasa sangat bersyukur lantaran memiliki keluarga, tetangga dan orang-orang sekitar yang begitu peduli atas apa yang terjadi saat itu. Ditambah perhatian pemerintah yang luar biasa, ada beberapa komunitas dengan para tetangga yang saat itu juga sempat melakukan penggalangan dana untuk membantu keluarga Sukma. Hingga akhirnya, setelah 14 hari menjalani isolasi mandiri di rumah, Sukma dan keluarganya kembali menjalani swab dengan hasil yang keluar beberapa hari kemudian dinyatakan sembuh dari COVID-19. “Alhamdulillah kami tidak dikucilkan oleh warga sekitar. Hampir tiap hari ada saja yang mengantar obat-obatan, sembako, makanan. Padahal bisa antarnya cuma sampai pagar karena memang saat itu kami tidak boleh ada kontak langsung sama sekali dengan orang lain. Tapi benar-benar warga sekitar dan keluarga jauh saya, sangat peduli dengan kondisi kami saat itu,” ungkapnya. Di sisi lain, Sukma juga mengatakan dirinya tidak pernah malu mengakui pernah terpapar COVID-19. Menurutnya hal tersebut bukanlah suatu hal yang memalukan. “Itu kenapa saya berharap supaya paradigma di sebagian masyarakat yang mungkin saja masih memandang sinis pada orang yang pernah terjangkit virus corona, supaya dihilangkan. Terpapar COVID-19 itu bukan penyakit yang memalukan. Hal itu bisa terjadi kapan pun dan dimanapun. Setiap orang memiliki risiko yang sama,” ujarnya. Sukma juga mengingatkan betapa pentingnya untuk selalu menerapkan protokol kesehatan sebagaimana yang telah dianjurkan pemerintah. Dengan taat menggunakan masker, rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta menerapkan aturan jaga jarak, adalah langkah awal yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan virus corona. “Sudah seharusnya kita selalu menjaga kesehatan karena sehat itu mahal,” pungkasnya. (bct/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: