Banjir Pesanan Jagal Hewan Kurban

Banjir Pesanan Jagal Hewan Kurban

Anjuran pemotongan hewan kurban saat Iduladha 1442 H di rumah pemotongan hewan (RPH) berimbas positif. Sejumlah daerah melaporkan kenaikan pesanan, serta pendapatan.

nomorsatukaltim.com - Imbauan yang dikeluarkan beberapa daerah di Bumi Etam itu agar tidak terjadi kerumunan saat ibadah kurban. Di Kutim contohnya, RPH setempat mengalami kebanjiran pesanan. Kepala UPT RPH Dinas Pertanian Kutim, Abdi Fauzian mengatakan, dalam dua hari ini RPH sudah memotong 50 sapi. Semuanya merupakan hewan kurban dari masyarakat, perusahaan maupun organisasi yang melaksanakan ibadah kurban. "Selasa (20/7/2021) ada 40 hewan kurban yang kami potong. Hari ini (Kemarin, Red.) ada 10 ekor. Semuanya sapi," ucap Abdi. Jumlah tersebut khusus hanya untuk hewan kurban. Sementara pemotongan untuk kebutuhan sehari-hari juga masih tetap berjalan. Biasanya jumlahnya hanya mencapai tujuh sampai sembilan ekor saja. Maka bisa dipastikan RPH jadi lembur saat Iduladha ini. "Hewan yang kami potong sehari-hari untuk dijual ke pasar. Karena Iduladha, ada tambahan pemotongan hewan," tuturnya. Ia melanjutkan, sebenarnya dengan memotong hewan kurban di RPH akan jadi lebih mudah. Apalagi di lokasi pemotongan, dokter hewan dipastikan bersiaga. Sehingga kesehatan hewan kurban dapat dipantau. "Bahkan kami menerima jasa untuk memotong daging hingga ukuran per kilo. Tapi banyak warga hanya menyembelih. Selanjutnya dagingnya dibawa untuk dipotong lebih kecil," tuturnya. Dirinya juga memastikan, untuk pemotongan hewan kurban ini tidak dikenakan retribusi. Hanya saja warga diminta untuk membayar biaya tukang jagal hewan. Besaran biaya pun sesuai kesepakatan antara warga dan tukang jagal hewan tersebut. "Kalau pemotongan di hari biasa kami tarik retribusi potong hewan. Namun untuk hari raya atau perayaan adat kami tidak tarik biaya apapun," tegasnya. Sebelumnya Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman sudah menyatakan, proses potong hewan kurban dapat memanfaatkan RPH Kutim. Imbauan untuk melakukannya pun sudah dikeluarkan. Hasilnya meski tidak semua, namun cukup banyak masyarakat yang memanfaatkan RPH tersebut. "Saya juga dapat laporan beberapa masjid memang sudah bekerja sama dengan RPH. Ini bagus dan semoga makin banyak yang seperti itu tahun berikutnya," ujar Ardiansyah. Di Kukar, sebanyak 75 ekor sapi akan mereka potong di RPH Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kukar. Di antaranya 55 ekor sapi kurban, yang berasal dari masyarakat atau organisasi. Sementara 20 ekor sapi kurban lainnya berasal dari masyarakat yang langsung meminta tolong kepada para jagal. Kepala UPT RPH Distanak Kukar, Faturrahman menjelaskan, 55 ekor sapi kurban yang sudah tercatat untuk dilakukan pemotongan di RPH, akan dikerjakan selama tiga hari, mulai hari pertama Iduladha. Faturrahman pun mengatakan tidak akan menambah slot pemotongan hewan kurban lagi, melihat kemampuan para jagal yang ada di RPH. "Sampai hari kamis (H +2) itu terakhir pemotongan hewan kurban," ujar Faturrahman pada Disway Kaltim dan nomorsatukaltim.com. Diperkirakan, RPH sendiri dalam sehari akan memotong 18-20 ekor perhari. Dikarenakan kapasitas fasilitas dan kemampuan para pekerja. Itu sudah termasuk dengan proses pengulitan, melepas daging dari tulang. Masyarakat yang menyerahkan pemotongan ke RPH hanya tinggal membagikan saja lagi kepada penerima kurban, karena sudah dicincang dan siap bagi. Selebihnya tidak menerima lagi. Karena ditakutkan para penjagal dan pekerja lainnya kewalahan. Hingga melewati batas akhir waktu berkurban. Faturrahman menegaskan, dalam dua tahun ini hanya melayani masyarakat atau organisasi dari Tenggarong saja. Salah satu alasannya karena ketersediaan fasilitas dan tenaga pemotongan hewan kurban. Daftar pemotongan pun sudah dibagikan dan diurut, sesuai dengan waktu mereka mendaftar. Termasuk menentukan jadwal pemotongan dan kapan si pemilik hewan kurban mengambil. "Sudah ada jamnya kami taruh di dinding sana, biar gak berkerumun," lanjut Faturrahman lagi. Terkait biaya pemotongan, tidak berubah seperti tahun lalu. Per ekor hewan kurban jenis sapi dipatok Rp 500 ribu. Nantinya akan sistem bagi hasil, berdasarkan aturan dalam peraturan daerah (Perda). RPH hanya menarik pajak dari biaya pemotongan, sisanya untuk para penjagal dan pekerja lainnya.

PANTAU KESEHATAN HEWAN

Sementara di Paser, sebanyak 57 ekor sapi dan 13 ekor kambing disembelih di RPH Dinas Perkebunan dan Peternakan Paser. Dikatakan Kepala UPTD RPH, Mahmudi, hewan kurban itu dari berbagai kalangan. Di antaranya panitia masjid, perorangan, sekolah, perkantoran hingga partai politik. Ia bilang, jadwal pemotongan berakhir pada Kamis (22/7/2021). Hal itu harus dilakukan, karena tak ingin terjadinya penumpukan, karena masa pandemi COVID-19. "Ya hari pertama itu 28 ekor sapi dan 13 ekor kambing disembelih. Jadwal pemotongan kami atur," sambungnya. Dikatakannya, sebelum dan sesudah pemotongan dilakukan pengecekan kesehatan laik konsumsi atau tidak. Sisi lain, RPH juga memiliki sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Kalimantan Timur. "Selain mengecek kesehatannya untuk menjaga kualitas daging. Hewan kurban ini dipuaskan dulu minimal 10 jam sebelum disembelih," terangnya. Tenaga penyembelih dijelaskan Mahmudi, terdapat satu orang juru sembelih yang telah mengantongi sertifikat halal. "Kalau bagian pengulitan ada lima orang. Ya cukup saja dengan jumlah personel yang ada," ujarnya. Dalam sembelih satu ekor sapi memakan durasi 1 jam. Mulai pengambilan dari kandang karantina, penyesalan hingga pengulitan. Penyembelihan juga melibatkan bantuan Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Kabupaten Paser untuk pengamanan. Salah satunya penyembelihan kurban dari Masjid Agung Nurul Falah. Di mana menyerahkan pemotongan dilakukan di RPH. Kemudian setelahnya diserahkan kembali ke panitia untuk pencacahan. "Pendistribusiannya sendiri melibatkan 17 ketua RT (radius terdekat masjid) untuk membagikannya ke warga. Ini dilakukan guna menghindari kerumunan," singkat Bendahara Masjid Agung Nurul Falah, Bahriansyah, saat ditemui awak media. (asa/mrf/bct/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: