Properti Subsidi Makin Diminati di Tahun 2021, Kenapa?

Properti Subsidi Makin Diminati di Tahun 2021, Kenapa?

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Tahun 2021 sudah hampir setengah jalan. Kabar baiknya, di semester pertama ini. Sebagian besar lini bisnis sudah mulai meningkat lagi. Dampak dari pelonggaran aktivitas dan mulai berkurangnya rasa takut masyarakat pada pandemi COVID-19. Peningkatan yang demikian juga terjadi di usaha properti. Tapi di enam bulan pertama ini, rumah kategori menengah ke atas ternyata masih sepi pembeli. Sementara rumah subsidi, banyak diminati.

Dibanding periode yang sama pada tahun lalu. Peningkatan pembelian properti bersubsidi di semester pertama 2021 mencapai 30 persen. Ketua DPD Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Kaltim Sunarti Amirullah mengatakan, tren peningkatan ini disebabkan karena kebutuhan akan rumah masih tinggi. Ditambah aktivitas atau mobilitas masyarakat berangsur normal. Seiring dengan pelaksanaan vaksinasi.

“Faktor yang mempengaruhi hal tersebut adalah geliat ekonomi di daerah serta masyarakat yang mulai bekerja,” jelas Sunarti Amirullah saat dihubungi pada Minggu 27 Juni 2021.

Selain itu, masyarakat dinilai sudah mulai melek properti. Sudah bisa membandingkan mana yang lebih untung, antara mengontrak atau menyicil rumah. Juga sudah memahami hitung-hitungan saat membeli rumah. Karena itu, rumah subsidi banyak diminati.

Karena diketahui, rumah subsidi tipe 36 bisa didapat dengan uang muka yang relatif ringan. Serta besar cicilan yang terjangkau. Walau harus mengambil tahun kredit jangka panjang. Ditambah, perumahan subsidi memiliki bunga flat sebesar 5 persen selama 20 tahun. Makin mantap lah masyarakat memilih properti MBR tersebut.

“Pandangan mereka perhitungan (mendapatkan rumah bersubsidi) lebih baik (saat ini), angsuran lebih kecil jadi lebih menunjang,” ujar Sunarti.

“Daripada ngontrak, dengan penghasilan 4 juta mereka cukup untuk mencicil rumah sendiri,” katanya.

Secara spasial, permintaan properti MBR (masyarakat berpenghasilan rendah) didominasi masyarakat Kota Samarinda, Balikpapan, dan Kabupaten Paser. Bahkan, di Paser terjadi peningkatan sebanyak 40 persen dibandingkan tahun lalu.

“Karena dari segi pertanian dan pertambangan sudah mulai pulih di sana, sedangkan di Samarinda dan Balikpapan karena sebagai poros ekonomi. Dua kota ini memiliki potensi tinggi,” terang Sunarti.

Selain itu, Sunarti menjelaskan di tengah kondisi pandemi tentu memerlukan siasat tersendiri untuk mengelola keuangan, salah satunya dengan menempatkan penghasilan di sektor yang tepat yaitu perumahan.

Dalam melanjutkan tren peningkatan permintaan properti, Apersi Kaltim selanjutnya akan menyasar perusahaan-perusaaan di sektor pertambangan dan sawit yang ada di Kaltim.

“Saat ini kami lebih banyak promosi online dengan menyasar perusahaan-perusaaan di sektor pertambangan dan sawit terutama Kabupaten Paser dan Penajam Paser Utara,” jelasnya.

Tingginya animo masyarakat terhadap rumah bersubsidi membuat Apersi Kaltim menargetkan mampu menjual 3.500 unit hingga akhir tahun nanti. Sunarti berharap di setengah tahun ke depan, tak ada kejadian luar biasa lagi yang membuat ekonomi porak poranda seperti saat tertimpa pandemi COVID-19.

Sebelumnya, Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Kaltim Bagus Susatyo mengungkapkan. Permintaan rumah menengah ke atas memang sudah turun sejak 2 tahun lalu. Namun semester pertama 2021 ini sangat terasa penurunannya.

“Untuk permintaan properti menengah ke atas turun sampai 80 persen. Kondisi ini terasa sejak dua tahun ini,” kata Bagus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: