Dzeko; Bintang Sisa Perang Balkan
Babak barunya sebagai penyerang handal akhirnya didapati setelah ia merantau ke Ceko. Untuk membela Teplice, pada usia 19 tahun. Di sana, Dzeko mulai ditempatkan sebagai penyerang.
Menjalani peran berbeda namun sesuai passion-nya, Dzeko mengukir 45 penampilan dengan raihan 16 gol dan 3 asis untuk Teplice. Ketajamannya kian menanjak ketika membela Wolfsburg. Dari 142 penampilan di seluruh ajang untuk klub Jerman tersebut. Dzeko mencetak 85 gol dan 35 asis. Wow!
Kemampuannya itu menjadi magnet untuk tim semenjana Inggris, Manchester City yang saat itu baru diambil alih oleh juragan minyak dari Timur Tengah. Di proyek awal City menjadi raksasa Eropa itu, Dzeko masuk dalam skuat pelopornya. Di sana, ia membuat 189 penampilan di semua ajang. Mencetak 72 gol dan 39 asis.
Tapi karienya di Inggris tak berlangsung begitu lama. Moncernya Sergio Aguero memaksanya lebih banyak duduk di bangku cadangan. Dan akhirnya memilih melanjutkan hidupnya yang istimewa itu di AS Roma. Sampai berita ini dibuat, Dzeko telah 259 penampilan di semua ajang. Dan membuat 119 gol dan 54 asis.
Saat ini, Dzeko memang tidak memenangi trofi yang sepadan dengan kemoncerannya. Seiring AS Roma yang terus tampil memble saban tahunnya. Tapi itu tetap tak menghapus catatan bahwa Edin Dzeko adalah seorang bintang besar.
Apalagi di negaranya, Dzeko mendapat julukan istimewa, Diamond. Di jalanan, orang-orang Bosnia memanggilnya demikian. Di rumah pun sama. Saking dianggap hebatnya pemain 35 tahun itu di negara kelahirannya.
Julukan itu ia dapatkan setelah membawa harum nama Bosnia dengan menjadi juara Bundesliga bersama Wolfsburg. Juara di berbagai kompetisi bersama Man City. Sampai menjadi kapten Timnas Bosnia di ajang internasional.
Belum lagi ia pernah menjadi top skor Bundesliga, DFB Pokal, Liga Europa, Piala Liga Inggris, hingga terakhir top skor Serie A. Ia juga pernah meraih gelar pemain terbaik Bosnia tiga kali pada 2009, 2010, dan 2012.
Dilaporkan panditfootball, kemampuan Dzeko telah diakui oleh seantero Bosnia, tanah kelahirannya. Meski sempat diolok-olok dengan sebutan "Cloc" yang artinya "Stik Kayu Besar". Gegara penampilannya di awal karier yang tidak terlalu impresif, kini ia dijuluki dengan "Diamant" yang dalam bahasa Inggris "Diamond" alias berlian dalam Bahasa Indonesia.
"Di rumah saya dipanggil Diamant. Mereka tidak memanggil saya `Edin` atau `Dzeko`. Hanya Diamant dan itu sangat spesial buat saya," ujar Dzeko.
"Panggilan itu bermula pada 2009 ketika saya mencetak salah satu gol terbaik saya selama membela Bosnia, melawan Belgia.”
“Ketika itu komentator di Bosnia menyebutnya seperti itu. Sekarang ketika orang-orang melihat saya di jalanan mereka memanggil saya dengan sebutan itu. Saya tahu saya sudah melakukan sesuatu untuk negara saya, dan itu membuat saya bangga."
Dzeko bukan satu-satunya pemain bintang yang berasal dari korban perang. Sangat … sangat banyak pemain bintang dari belahan Eropa dan Afrika yang memulainya dengan cerita hampir serupa.
Harusnya kisah-kisah mereka yang bertebaran di internet itu. Menjadikan para pembuat perang sadar. Dunia tanpa perang akan lebih indah. Itu saja. (ava)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: