Pertamina Group Tandatangani MoU, Perkuat Kesiapsiagaan Kondisi Darurat

Pertamina Group Tandatangani MoU, Perkuat Kesiapsiagaan Kondisi Darurat

BALIKPAPAN, nomorsatukaltim.com - Industri minyak dan gas (migas) merupakan industri yang berisiko tinggi terhadap kedaruratan. Penerapan Health Safety Security Environment (HSSE) yang excellence merupakan hal yang tidak dapat ditawar-tawar. Menindaklanjuti beberapa kejadian yang ada, Pertamina Group di Kalimantan berkomitmen harus semakin kuat terkait kesiapsiagaan dan penanggulangan keadaan darurat.

Hal ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepakatan (MoU) bersama Pertamina Group di Kalimantan, Senin (12/4/2021). Kesepakatan Bersama ini bertujuan untuk penanggulangan keadaan darurat yang cepat, efektif, dan selamat. Sehingga dapat meminimalkan dampak kerugian baik materiil maupun immateril di area sekitar operasi Pertamina. General Manager Pertamina RU V Balikpapan, Eko Sunarno mengatakan, sinergi Pertamina Group di Kalimantan merupakan langkah nyata untuk membangun Pertamina secara keseluruhan. "Kerja sama antara sektor usaha hulu dan hilir migas yang dikelola Pertamina Group semakin menunjukkan sinergi yang terus dibangun dan dikembangkan oleh Pertamina Group. Ini juga merupakan implementasi tata nilai akhlak khususnya kolaboratif," ujarnya. Lebih lanjut Eko menjelaskan, penandatanganan nota kesepakatan bersama ini merupakan salah satu bentuk implementasi penguatan sinergi antar unit bisnis di Pertamina Group. "Sinergi ini tentunya akan membuat kekuatan Pertamina akan semakin solid. Sinergi yang kali ini hendak diwujudkan Pertamina Group adalah kesiapsiagaan dan penanggulangan keadaan darurat," jelasnya. Penerapan HSSE Golden Rules di Pertamina Group terus diedukasi. Namun kesiapsiagaan merupakan hal yang juga perlu diantisipasi. Selain kesiapsiagaan terhadap risiko bencana, hal lain yang juga penting menurut Eko adalah berbagi pengetahuan dan juga belajar dari kejadian yang sudah ada. "Pengalaman yang dimiliki oleh masing-masing unit Pertamina di wilayahnya merupakan pengetahuan yang bisa dibagikan dan dipelajari oleh unit lainnya," tambahnya. Termasuk berkaca dari kejadian yang ada di Balongan, Indramayu, Jawa Barat. Pihaknya melakukan evaluasi untuk langkah antisipasi agar tidak terjadi di wilayah Kalimantan. Ada tiga poin yang menjadi perhatiannya, yakni people, sistem, dan sarana prasarana. Tiga poin inilah yang akan diperiksa di seluruh Pertamina Group area Kalimantan. "Itu nanti yang akan kami lihat baik itu di RU V sendiri ataupun di Pertamina Group area Kalimantan. Sehingga itu bisa menjadi evaluasi awal sampai berapa sih kemampuan kita. Sementara yang di Balongan kita tunggu hasil investigasinya, tapi tiga poin inilah yang memang perlu kita yakinkan kembali. Insyaallah sampai detik ini kesiapsiagaan dari Pertamina Group sudah memenuhi standar," tegasnya. Dalam nota kesepakatan bersama ini, Pertamina Group di Kalimantan sepakat menunjuk PT Pertamina RU V Balikpapan sebagai koordinator kesepakatan bersama ini dengan masa tugas sampai dengan Maret 2026. Diketahui, dalam penandatanganan nota kesepakatan bersama ini dilakukan oleh General Manager Pertamina RU V Balikpapan Eko Sunarno, Direktur Pengembangan PT Kilang Pertamina Balikpapan Djoko Koen Soewito, Executive General Manager PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region VI Freddy Anwar, General Manager Sub Holding Upstream Regional 3 Zona 8 Agus Amperianto, General Manager Sub Holding Upstream Regional 3 Zona 9 Andri Haribowo, serta General Manager Sub Holding Upstream Regional 3 Zona 10 Krisna. (adv/bom/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: