Pemkot akan Percantik Citra Niaga, Arsitek Aslinya Kembali Dilibatkan

Pemkot akan Percantik Citra Niaga, Arsitek Aslinya Kembali Dilibatkan

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Pemerintah Kota Samarinda menunjukkan keseriusan niat merevitalisasi kawasan Citra Niaga. Pusat belanja oleh-oleh pernak-pernik khas daerah yang kini bertambah fungsi jadi tongkrongan anak muda itu, akan dibenahi. Dalam agenda pembangunan yang bertajuk Reinkarnasi Citra Niaga.

Keseriusan pemkot menghidupkan kembali kawasan etalase kota Samarinda yang lama "tertidur", ditunjukkan Wali Kota Samarinda Andi Harun. Dalam lawatannya ke Pulau Dewata sepekan terakhir. Ia menyempatkan menemui arsitek  Antonio Ismael Risianto. Yang merupakan perancang awal Citra Niaga. Ia memang berdomisili di Bali. Dalam pertemuan itu, Andi Harun mengungkapkan kekhawatirannya. Terhadap keberlangsungan salah satu destinasi wisata di Kota Tepian itu kepada Antonio. "Saya khawatir lama-lama Citra Niaga itu hilang. Kita semua tentu tidak ingin itu, oleh karenanya kita perlu melakukan reinkarnasi,” ucap Andi Harun, Jumat (9/4/2021). Menurutnya, penggunaan istilah reinkarnasi ini mengandung makna kemunculan atau kebangkitan kembali kawasan tersebut dalam cerita versi barunya. Ia juga mengungkapkan bahwa ia bersyukur karena arsitek yang "menyutradarai" pembangunan kawasan di Jalan Subulus Salam, Kelurahan Sidomulyo, Samarinda Ilir, masih hidup hingga sekarang. Kawasan Citra Niaga, merupakan buah karya Antonio Ismael Risianto. Dibangun pada 1987. Era Gubernur Kaltim dijabat Soewandi dan Wali Kota saat itu, Waris Husain. Pada 1989, kawasan yang berada di pusat kota itu memperoleh penghargaan internasional, Aga Khan Award. Yang sekaligus mengangkat nama dan citra Kota Samarinda di level dunia. Niatan wali kota menemui Antonio, ialah untuk meminta sang arsitek yang kini berusia 69 tahun, mendesain ulang konsep revitalisasi. Desain yang baru nantinya, diharapkan tidak memutus cerita sukses di masa lalu tentang Citra Niaga. Dengan konsep kemajuan peradaban manusia masa kini dan yang akan datang. "Jika tidak direvitalisasi sekarang, nanti akan punah. Saya gunakan istilah reinkarnasi dengan versi baru tanpa meninggalkan kesuksesan di masa lalu,” ujarnya lagi. Ia berkata, bahwa cerita Citra Niaga 30 tahun lalu dengan 30 atau 50 tahun ke depan dipastikan masih akan memiliki keterkaitan. Itulah alasannya ia menginginkan agar perancang awalnya yang kembali merancang konsep revitalisasi. "Karena biasanya desain cinema akan terputus kehilangan konteks kalau sutradaranya berganti," imbuhnya. Di samping itu, menurutnya, dalam melakukan revitalisasi, perancang perlu mengetahui konsep dasarnya. Sehingga akan lebih sempurna jika reinkarnasi dimotori langsung sang peletak dasar atau konseptor awal. Ia menilai, bahwa dasar konsep yang ditawarkan Antonio, sejalan dengan visi terwujudnya Samarinda sebagai kota pusat peradaban. Di mana pembangunan dilakukan tanpa ada penggusuran. “Insyaallah minggu depan, timnya mulai bekerja. Termasuk dalam tim ada pak Antonio bersama anggotanya. Saya akan tongkrongi terus,” kata mantan legislator Karang Paci itu. Sementara itu, Sekretaris Daerah Kita Samarinda, Sugeng Chairuddin, memberi saran tentang mengembalikan Citra Niaga sebagai magnet pertumbuhan manusia di Samarinda. Yakni mengusulkan city walk, yang menyambungkan antara kawasan sampai ke wilayah pelabuhan. Usulan itu disambut Antonio. Ia menegaskan, bahwa proses redesain tidak akan menggusur bangunan yang telah ada. Tujuan utamanya adalah memajukan pedagang kecil dan menengah dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman. “Tunggu saja selanjutnya karena tim mulai minggu depan bekerja,” tuntasnya. (das/eny)

Disambut Baik Pengusaha Muda

Keseriusan pemkot merealisasikan rencana menghidupkan kembali kawasan Citra Niaga disambut baik para pengusaha muda. Yang sejak tahun lalu sudah terlebih dahulu berupaya mereinkarnasi kawasan pusat perbelanjaan di bilangan Jalan Subulus Salam, Kelurahan Sidomulyo, Samarinda Ilir. Adalah Adi Chandra, pemilik kedai Kopi Sajen di kawasan tersebut. Ia merupakan pelopor berdirinya puluhan kedai kopi di Citra Niaga. Setidaknya, sejak Februari 2020, saat pertama kali, Adi Chandra memulai kedainya, hingga telah ada sekitar 75-an brand usaha anak muda di dalam kawasan itu. Namun, kata Adi, pandemi menyeleksi para pelaku usaha pemula itu. Hingga tinggal sekitar 60-an saat ini. "Kami di sini rata-rata adalah pengusaha pemula. Anak-anak muda yang terkena PHK saat awal pandemi," kata Adi Chandra, ditemui di kedainya, Jumat (9/4). Ia menceritakan, rencana revitalisasi sebenarnya sudah terdengar sejak pertengahan tahun lalu. Di masa kepemimpinan Syaharie Jaang sebagai wali kota. Ketika itu anak-anak muda yang membuka usaha sedang tumbuh-tumbuhnya. Adi Chandra dan teman-temannya mengaku pernah dimediasi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Samarinda, Sugeng Chairuddin. "Beliau bilang agar kami bersabar. Setelah pandemi selesai, pemkot akan mendukung penuh upaya anak-anak muda di Citra Niaga," kata Adi menirukan pernyataan Sugeng saat itu. Ikhtiar itu kemudian berlanjut setelah transisi kepemimpinan di ibu kota provinsi Kaltim. Wali Kota terpilih Andi Harun, ternyata menyambut baik wacana tersebut, kata Adi. Setelah resmi terpilih, Andi Harun menyatakan akan melakukan revitalisasi. "Kita menyambut baik rencana itu. Dengan harapan ini menjadi titik balik kolaborasi anak-anak muda Kota Tepian dengan pemkot. Dan semoga terus bisa sejalan." ucap Adi Chandra. Ia juga berharap dengan adanya rencana ini, memberi harapan dan semangat baru, kepada anak muda yang berusaha di Citra Niaga. Yang mencita-citakannya menjadi pusat peradaban anak-anak muda sejak awal. Kendati belum mendapat bocoran mengenai konsep teknis revitalisasi. Namun diketahui bahwa pemkot usai memediasi para pengusaha pertengahan 2020, sudah mulai melakukan pembenahan fisik secara perlahan. Pemkot dikatakan melakukan perbaikan atap sejumlah bangunan yang telah terlihat kurang layak. Adi Chandra dalam penyampaiannya, menitip pesan agar revitalisasi yang dilakukan tidak mengubah nuansa yang ada. Tetap mempertahankan bentuk seperti yang sekarang ini. "Hanya saja yang perlu ditambahkan yakni perlengkapan semacam lampu penerangan. Yang banyak dan menarik. Fasilitas yang mulai jabuk diganti. Diperbaiki," Adi menyatakan. Adi meyakini, bahwa wali kota memiliki sense of art yang bagus. Sehingga dia dipercayai tidak akan merusak desain awal. Dalam misi mengembalikan status ikonik Citra Niaga. Keyakinan itu bertambah, setelah mengetahui bahwa Andi Harun sudah menemui arsitek bangunan-bangunan yang kental nuansa kulturnya itu. "Kita berharap ini jadi angin segar buat pengusaha muda," imbuh Adi. Adi Chandra membayangkan bahwa Citra Niaga yang akan datang ialah kawasan modern yang menampilkan kultur dan budaya majemuk Samarinda. Menurutnya, kemungkinan model yang akan dikembangkan tidak jauh-jauh dari konsep kawasan Malioboro di Yogyakarta. Yang ditata dengan klaster-klaster kawasan. "Bayangkan nanti ada areal street food, kemudian coffee shop, pernak-pernik cenderamata, dan lain-lain," pungkas pria yang mengaku sering berkeliling kota-kota di dunia untuk mencari inspirasi itu. (das/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: