Jauh dari Target
TANJUNG SELOR, DISWAY – Masa tanam 1 periode Oktober-Maret, belum terpenuhi. Target masa tanam 2020-2021, sebanyak 8.953 hektare. Sedangkan saat ini, masih defisit sekira 2.100 hektare.
Kasi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Kaltara, Castani mengatakan, sasaran 2021 ini, terhitung periode Oktober-Maret. “Di periode ini, masih belum tercapai targetnya. Baru sekira 6.800 hektare yang terealisasi,” ujar Castani, Jumat (26/3). Di musim tanam gadu, realisasi panen sangat kecil. Untuk penetapan target tanam di Kaltara, pihaknya telah menyurati kabupaten/kota. Hal itu dilakukan guna mengatahui berapa target tanam. Dijelaskannya, jika target tanam tercapai atau berlebih, maka sisanya akan menjadi surplus. Namun, jika target itu tidak tercapai, maka akan menjadi evaluasi target tahun depan. Lanjutnya, ada beberapa faktor yang membuat target tidak bisa terpenuhi. Missal, petani enggan menggarap sawahnya, karena stok gabah di rumahnya masih mencukupi. di Desa Teras Baru, Kecamatan Tanjung Palas, misalnya, kata Castani, yang warganya hanya akan menanam padi ketika benar-benar stok gabah di rumah menipis. “Atau mereka akan tanam padi ketika ada rencana untuk pesta adat. Itulah yang menjadi alasan kenapa target itu susah dicapai,” ujarnya. Luas baku sawah di Kaltara mencapai 11.921,93 hektare. Luas baku ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional. Pada 2019 lalu, di Bulungan mencapai puncak tanam pada September. Sedangkan di Agustus 2019, luas tanam di berada di angka 122,9 hektare. Kemudian, meningkat di September menjadi 2.422,2 hektare. Setelah mengalami peningkatan, kembali terjadi penurunan di Oktober, yakni hanya 1.802,6 hektare. “Habis itu, terjadi peningkatan lagi di periode Oktober-November, dengan luas tanam 1.962,5 hektare,” katanya. Sementara itu, pada 2020 lalu, hal serupa juga terjadi di Bulungan. Peningkatan luas tanam terjadi pada September, dengan total lahan, 3.647 hektare. Puncak luas tanam tertinggi di Malinau, juga dominan terjadi pada September. Namun, berbeda dengan tahun sebelumnya. Pada 2020 lalu, luas tanam masih mengalami peningkatan hingga Oktober. “Di tahun 2019, luas tanam padi di Malinau hanya 2.998 hektare,” ujar Castani. Sedangkan di Kabupaten Tana Tidung, diketahui mengalami luas panen tertinggi pada Oktober, baik pada 2019 ataupun 2020, yang mana mengalami penurunan pada 2020, dengan selisih luas tanam 152,7 hektare pada Oktober. “Tahun 2020 itu luas lahan tanamnya hanya sekira 100 hektare saja,” sebutnya. Untuk Nunukan, mengalami luas tanam tertinggi pada Agustus, yakni mencapai 1.733,8 hektare. Secara total, Castani menyebut, luas tanam 2020 di Kaltara mengalami penurunan, kecuali di Nunukan. Peningkatan luas tanam di Nunukan pada 2020, mencapai selisih 449 hektare, dibanding 2019 lalu. Dikatakan, upaya-upaya telah dilakukan untuk mencapai target. Mulai dari penyediaan benih padi terbaik, hingga sosialisasi secara terus-menerus. Namun, kebiasaan masyarakat belum bisa diubah. “Kita tidak bisa memaksakan kehendak petani juga. Tapi kami selalu berupaya, agar apa yang menjadi target itu bisa tercapai,” ujarnya. *Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: