Pandemi Tak Selesai dalam Setahun

Pandemi Tak Selesai dalam Setahun

Jakarta, nomorsatukaltim.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, tidak ada pandemi yang berakhir dalam satu tahun. Ia pun menilai, pandemi berdampak pada perubahan perilaku manusia.

“Yang namanya pandemi enggak ada yang selesai satu tahun. Enggak ada. Selesai 5-10 tahun,” tuturnya dalam acara yang disiarkan langsung di YouTube Universitas Indonesia, Kamis (25/3). Budi mencontohkannya dengan kasus virus Polio yang muncul sekitar 20 tahun lalu. Hingga kini belum juga hilang sepenuhnya. Menurut dia, pandemi umumnya mengubah perilaku masyarakat. Ini berkaca dari pengalaman pandemi black death atau maut hitam yang melanda Eropa pada abad ke-14. Pandemi yang merenggut setidaknya 75 juta nyawa itu tetap menjangkiti belahan dunia lain. Meski sudah dibasmi di Eropa pada awal abad ke-19. Budi mengatakan, pandemi black death bermula karena penularan yang disebabkan spesies kutu pada tikus yang bisa melompat dan menjangkiti manusia dengan virus. Hal ini bisa terjadi karena manusia saat itu belum mempedulikan kebersihan. “Akhirnya keluar sabun cuci tangan. Harus gosok gigi. Dulu di tahun 1500-an itu orang belum cuci tangan. Enggak gosok gigi. Ini perubahan perilaku manusia,” katanya. Membandingkannya dengan pandemi COVID-19, Budi juga meyakini wabah kali ini menuntut perubahan perilaku manusia. Perilaku yang perlu diadaptasi adalah 3M: mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker. Ia pun meminta perilaku ini terus ditekankan terhadap masyarakat. Khususnya anak-anak dan generasi muda. Budi mengatakan, perilaku mematuhi protokol kesehatan harus ditanamkan sejak dini. Budi juga meminta Indonesia harus bersiap menghadapi pandemi di masa depan yang kemungkinan akan kembali terjadi. “Enggak ada jaminan SARS Cov-3, SARS Cov-4 enggak datang lagi. Bisa 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun. It is our responsibility not to repeat the same mistake. Harus bangun ketahanannya dari sekarang,” kata dia. Potensi kemunculan virus corona selanjutnya merujuk pada pengalaman pertama ditemukannya COVID-19. Pada 2002, kata dia, SARS Cov-1 ditemukan di China pertama kali. Selama 17 tahun berlalu, di negara yang sama tumbuh virus baru yang masih satu varian: SARS Cov-2. Ketika SARS Cov-1 ditemukan, manusia tidak mempersiapkan pertahanan untuk menanggulangi SARS Cov-2 di masa mendatang. “Kita sama sekali tidak memiliki sistem pertahanan dan sistem persenjataan yang tepat untuk melawan mereka. Padahal sudah pernah kena 2002,” tuturnya. Untuk itu, Budi menginginkan Indonesia bersiap dengan menerapkan dan meningkatkan kemampuan dalam menjalankan empat strategi melawan pandemi yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Yang pertama, kata dia, masyarakat harus dipersiapkan agar bisa cepat mengubah perilaku ketika terjadi pandemi. Misalnya pada kasus COVID-19, perubahan perilaku yang dituntut adalah memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Kedua, ia ingin Indonesia mempersiapkan kapasitas pemeriksaan, pelacakan dan isolasi. Dia mau setiap universitas memiliki departemen mikrobiologi yang dilengkapi teknologi canggih untuk mendeteksi berbagai macam virus dan bakteri. Ketiga, Budi meminta pengembangan vaksin dalam negeri digalakkan. Ia mengatakan, Indonesia harus mampu membuat dan memproduksi vaksin dengan teknologi yang baru. Terakhir, ia ingin meningkatkan kemampuan pelayanan kesehatan dengan memastikan kapasitas rumah sakit dan tempat tidur cukup, serta dilengkapi dokter dan ahli di pelosok daerah. “Karena yang namanya pandemi akan datang lagi. Mungkin tidak di zaman kita. Mungkin di zaman anak cucu kita,” tandas Budi. (cnn/qn) Sumber: Menkes: Tak Ada Pandemi yang Tuntas dalam Setahun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: