Kontroversi Muat Batu Bara di Pelabuhan Lok Tuan, Gaduh Dulu, Kaji Belakangan

Kontroversi Muat Batu Bara di Pelabuhan Lok Tuan, Gaduh Dulu, Kaji Belakangan

BONTANG, nomorsatukaltim.com – Wacana pemanfaatan Pelabuhan Lok Tuan sebagai fasilitas pemuatan batu bara terus menggelinding. Partai pendukung Basri Rase meminta pengkritik memahami persoalan secara utuh.

Ketua Fraksi PKB Gabungan DPRD Bontang, Abdul Haris meminta penolak rencana itu mengikuti kajian yang dilakukan pemerintah. "Yah tunggu kajian dulu lah," ungkapnya. Pernyataannya mirip dengan pimpinan partainya, Basri Rase. Baca juga: Tuan di Balik Kisruh Pelabuhan Lok Tuan Fraksi PKB merupakan pengusung Basri Rase dan Najirah pada Pilkada lalu. Baginya, menunggu kajian sebelum menyatakan sikap tolak atau menerima, lebih elok. Ia sepakat investasi yang bakal masuk Bontang harus melalui kajian serius. Sesuai ketentuan. Setelah kajian tuntas hasilnya yang akan menjadi pertimbangan. Sekalipun ketika hasilnya positif. Tetap harus dipikir lagi. Tak serta merta lolos untuk beraktivitas. "Yah kan pertimbangan banyak. Bukan hanya kajian lingkungan saja. Masyarakat setempat juga," ungkapnya. Baca juga: Tambah 1 Lagi, Sutarmin Tolak Pelabuhan Lok Tuan Bontang untuk Batu Bara Masyarakat Selambai harus dilibatkan dalam pengambilan kebijakan ini. Sebab, mereka orang pertama yang akan merasakan dampak dari rencana Pelabuhan Lok Tuan. Di Selambai, warganya kebanyakan bekerja sebagai nelayan. Hidup mereka bergantung dari ekosistem pesisir.  Kehadiran industri akan berimbas ke mereka. Inilah yang akan jadi dasar pertimbangannya. Rencana pemanfaatan Pelabuhan Lok Tuan untuk pengangkutan baru bara diajukan PT Borneo Suryanata Wijaya (BSW). Perusahaan transportasi yang dimiliki politisi Hanura, Hendra Wijaya. Pengajuan izin pengangkutan batu bara dilayangkan BSW pada awal tahun ini ke Dinas Perhubungan Kota Bontang. Menurut Kepala Seksi Angkutan Lalu Lintas, Dishub Bontang, Welly Sakius, izin muat dilayangkan setelah perusahaan mendapat kontrak kerja dengan PT Belayan Internasional Coal (BIC). Perusahaan pertambangan batu bara yang beroperasi di Muara Badak dan Marangkayu, Kutai Kartanegara itu memberi pekerjaan pemuatan 100 ribu ton batu bara per bulan menggunakan tongkang berukuran 270-300 feet. Perusahaan akan menggunakan truk angkutan trailer maupun kontainer yang akan mengisi bak kapal ponton berkapasitas 7000-7500 ton.  (wal/yos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: