Bulan Depan 5 Sekolah Tangguh Dibuka untuk Belajar Tatap Muka 

Bulan Depan 5 Sekolah Tangguh Dibuka untuk Belajar Tatap Muka 

Samarinda, nomorsatukaltim.com – Wali Kota Samarinda Andi Harun terus mewujudkan program 100 hari kerjanya. Salah satunya mengizinkan 4 Sekolah Tangguh melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), Senin (8/3/2021).

Andi Harun mengungkapkan, bahwa konsep sekolah tangguh ini adalah bagian yang terintegrasi dalam program kerjanya. Dan merupakan bagian dari langkah mewujudkan visi dan misinya. Konsep sekolah tangguh COVID-19, menurutnya, adalah langkah yang harus diambil untuk memastikan proses pendidikan tetap berjalan di masa pandemi. Hal itu juga untuk mewujudkan sumber daya manusia yang unggul di Kota Samarinda yang dicanangkan menjadi Kota Pusat Peradaban. "Kenapa kita memulainya sekarang, karena tidak ada yang bisa memastikan kapan COVID-19 ini berakhir," kata Andi Harun. "Makanya kita harus fight, tidak boleh pasrah. Sebab jika tidak kita mulai dari sekarang, maka kita terancam mengalami lost generation," terangnya. Kendati risikonya diakui sangat besar, mantan legislator Karang Paci ini menyebut semua pihak telah dipastikan siap bertanggungjawab. Atas segala konsekuensi dengan dimulainya PTM ini. Dengan harapan keputusan ini untuk menyelamatkan masa depan para generasi muda. Agar tidak tertinggal dan kehilangan kemampuan belajar. "Jadi kita sudah sepakat untuk menghadapi bersama persoalan ini. Sehingga tidak ada yang saling menyalahkan nantinya," tandas. Momen penting ini juga diharapkan Kepala Dinas Pendidikan Kota Samarinda, Asli Nuryadin. Program yang sudah lama dicanangkan, resmi dibuka. Program ini adalah upaya Disdik Samarinda merancang skema belajar bagi siswa di tengah ketidakpastian akhir dari pandemi COVID-19. Menurut rencananya, ada 14 sekolah yang akan dirancang menjadi percontohan menerapkan skema baru sekolah bertatap muka ini. Namun pada tahap awal, kata Asli Nuryadin, ada 4 sekolah yang didahulukan. Yaitu SD dan SMP Islamic Centre, SMP Nabil Husein dan SMP 42 di Berambai, Samarinda Utara. Disdik, katanya, akan terus memonitor empat sekolah itu. Lalu membuat pertimbangan dan evaluasi untuk membuka sekolah-sekolah lainnya. "Jadi yang formalnya ada empat dulu, 10 sekolah di pinggiran lainnya akan menyusul. Jika perkembangannya bagus, sebulan berikut akan dibuka lagi lima," ucap Asli Nuryadin. Menurutnya, ada beberapa pertimbangan Disdik dan wali kota mengambil keputusan. Pertama, bahwa sekolah negeri yang direncanakan dalam program ini adalah sekolah-sekolah yang berada di pinggiran kota. Yang kondisinya sulit mengakses jaringan internet untuk menggelar pembelajaran secara daring. Sementara SD dan SMP Islamic Centre dan SMP Nabil Husein, adalah sekolah swasta yang mengacu peraturan dari Kementerian Agama. Yakni menempatkan siswa-siswinya tinggal di asrama. Makanya, lanjutnya, setelah ditinjau kesiapan protokol kesehatan, dua sekolah tersebut diberi izin terlebih dahulu. "Jadi istilahnya, sekalian lah kita halalkan. Tapi kita pantau. Supaya, tidak ada lagi yang abu-abu. Kalau memang memungkinkan dibuka ya dibuka," ujarnya. Pemkot, sebut Asli, tidak bermaksud membeda-bedakan. Itu menurutnya hanya sebagai bentuk kehati-hatian. "Kita akan buka bertahap. Makanya ini sebagai momen penting. Kalau misalnya bisa dijalankan dengan baik. Maka sekolah-sekolah lain akan turut kita buka," terang Asli. (das/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: