Kinerja Tambang Melemah

Kinerja Tambang Melemah

TANJUNG REDEB, DISWAY – Pandemik Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) menekan pasar dan harga batu bara. Kondisi itu membuat aktivitas ekspor emas hitam nasional merosot. Tak terkecuali di Kabupaten Berau.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Berau, Bahramsyah memprediksi, laju produksi dan harga batu bara di 2020 tertekan pandemik COVID-19. Nilainya di bawah rerata tahun 2019. Dimana, pertumbuhan ekonomi masih 5,55 persen. “Untuk data validnya masih proses perhitungan. Diperkirakan akhir bulan atau Maret, datanya sudah ada,” ujarnya kepada Disway Berau, Kamis (11/2). Proyeksi penurunan itu, berdasarkan analisis aktivitas pertambangan di tahun 2020. Segala investasi terkerek pandemik. Bahkan, sejumlah negara tujuan ekspor menekan hingga menutup permintaan batu bara. Terutama Tiongkok dan India yang menjadi pasar terbesar Indonesia. Yang secara kasat mata, kata dia, dampaknya terlihat dari langkah perusahaan melakukan efesiensi dengan merumahkan karyawan hingga pemutusan hubungan kerja (PHK) agar tidak kolaps. “Produksi anjlok karena permintaan turun. Karena sejumlah negara fokus pada penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi,” ucapnya. Tidak hanya sektor pertambangan batu bara, sejumlah komoditas pasar dunia juga dipukul mundur pandemik.  Namun, dirinya belum bisa memaparkan secara gamblang sektor-sektor tersebut, dengan dalih masih proses pendataan. Nantinya, data-data tersebut akan diolah menjadi Produk Domestik Ragional Bruto (PDRB) untuk menghitung nilai tambah suatu sektor. “Kami masih mengumpulkan data-data produksi, seperti pertambangan datanya dari perusahaan. Tambahannya, dari informasi BPS provinsi dan pusat,” ucapnya. Ditambahkannya, selain dampak pandemik COVID-19, penurunan produksi dan harga bisa disebabkan faktor bencana alam. “Seperti curah hujan tinggi yang menyebabkan gagal panen atau menghambat produksi,” Pungkasnya. JUN

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: