Hama dan Irigasi Rusak

Hama dan Irigasi Rusak

TANJUNG REDEB, DISWAY - Selain hama, penyebab turunnya hasil panen padi di Berau karena irigasi rusak. Akibatnya, suplai air ke sawah petani di Merancang Ulu, Kampung Meranang, dan Melati Jaya tidak maksimal. Makanya, hasil panen padi 2020 hanya 28.743 ton, turun dibanding 2019 sebanyak 37.753 ton.

Kepala Bidang Pertanian, Dinas Peternakan dan Pertanian Berau, Sulkifli N, membenarkan hal itu. Untuk hama, yang menyerang adalah hama putih palsu, penggerek batang, tikus, lawang sangit, dan wereng. Sehingga tanaman mengalami penyakit hawar daun, blast bercak coklat, dan tungro. Diperparah lagi, katanya, irigasi rusak di Merangcang. "Jadi hanya 1 kali panen. Padahal seharusnya 2 kali," ujarnya kepada Disway Berau, Senin (1/2)  Selain Kecamatan Merancang, daerah penghasil padi di Berau adalah Buyung- Buyung, Labanan Jaya, Semurut, Biatan Ilir, dan Tasuk. Sulkifli menjelaskan, hasil di setiap wilayah rata-rata 5 sampai 7 ton per hektare. Selain kebutuhan petani, sebagian dijual antar kampung dan kecamatan. Harganya Rp 10 ribu sampai Rp 12 ribu per kilogram. Bila irigasi bagus, katanya, panen bisa sampai tiga kali. "Yang umum 2 kali setahun. Tapi di Buyung-Buyung diupayakan bisa panen sampai 3 kali," bebernya. Hasil panen, tambahnya, diolah di masing-masing wilayah. Sebab kampung penghasil padi telah memiki penggilingan. Baik milik pribadi maupun bantuan pemerintah. "Selain penggilingan, pemerintah membantu benih, pupuk, racun hama dan alat-alat pertanian," pungkasnya. (DEW)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: