Tunggu Instruksi

Tunggu Instruksi

TANJUNG REDEB, DISWAY - Bupati Berau Agus Tantomo, menjadi orang pertama di Bumi Batiwakkal, yang disuntik vaksin Sinovac, Kamis (28/1). Jika, nantinya vaksin tersisa, calon penerimanya didaftarkan terlebih dulu, dan menunggu persetujuan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Selain Bupati Agus Tantomo, terdapat 10 tenaga kesehatan, dan 9 orang tokoh atau pejabat yang juga diberi vaksin serupa, secara simbolis. Sebelum vaksinasi, lebih dulu dilakukan pemeriksaan kesehatan mulai mengukur tekanan darah, suhu badan, bahkan petugas juga menanyakan kondisi kesehatan dalam beberapa hari terakhir. Usai vaksinasi, Agus Tantomo mengatakan, dirinya mengaku tak merasakan apa-apa. Serta tidak mengalami gejala apapun. “Penerima vaksin harus benar-benar dalam keadaan sehat, agar tidak terlalu menimbulkan efek samping. Tapi Alhamdulillah saya tidak merasakan apa-apa. Kalaupun ada dampaknya itu biasa dan normal,” ungkapnya. Sebagai orang pertama yang diberikan vaksin di Berau, Dirinya ingin membuktikan kepada masyarakat, bahwa vaksin Sinovac itu aman. Pasalnya, Agus banyak mendapatkan informasi masyarakat yang masih percaya bahwa vaksin tidak halal, dan tidak aman bagi kesehatan. Padahal, selain dirinya, banyak tokoh masyarakat dan tokoh agama di Kabupaten Berau, yang masuk daftar penerima vaksin.“Saya berharap keraguan yang selama ini masih ada di hati masyarakat itu dihilangkan. Jangan ada lagi yang menganggap vaksin itu tidak halal dan sebagainya,” ungkapnya. Akan tetapi, diingatkanya, kepada mereka yang sudah divaksin jangan merasa sudah kebal dari COVID-19. Seseorang yang sudah divaksin, masih berpotensi terpapar COVID-19, sehingga tetap harus ketat protokol kesehatan. Sementara untuk vaksin tahap kedua, akan dilakukan pada Februari mendatang. “Tahap kedua itu 14 Februari nanti. Jadi bagi yang sudah divaksin jangan pernah merasa kebal. Jangan melonggarkan protokol kesehatan, setiap beraktivitas di dalam maupun di luar rumah,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, Iswahyudi mengatakan, pada hari pertama vaksin ini, hanya difokuskan untuk 20 orang di Tanjung Redeb, tepatnya di Balai Mufakat. Sedangkan untuk tenaga kesehatan (Nakes) di seluruh fasilitas kesehatan, akan dimulai pada Jumat (29/1) hari ini. Setidaknya ada 32 fasilitas (faskes) di Kabupaten Berau, terdiri dari 21 puskesmas, 2 rumah sakit, yakni RSUD dr Abdul Rivai, dan RS Pratama Talisayan, serta 9 klinik swasta. “Saat ini, vaksin juga tengah didistribusikan ke seluruh fasilitas kesehatan di 13 kecamatan, dan penyuntikannya besok (hari ini),” jelasnya. Seperti diketahui, tahap pertama Berau mendapat jatah 4.000 dosis, yang mana tahap pertama akan diberikan kepada 2.000 penerima dengan sasaran awal Nakes, dan juga Forkopimda. Untuk Nakes sendiri dialokasikan sebanyak 1.885 dosis. Diakuinya, untuk sasaran awal ini memang ada yang tidak memenuhi syarat termasuk nakes. Baik dari segi kesehatan, maupun nakes yang sempat terpapar COVID-19. Yang tidak memenuhi syarat itu, akan diganti dengan nakes yang sudah terdaftar tapi belum ada E-tiketnya. “Jika sudah disetujui, nakes yang bersangkutan akan disuntik vaksin. Karena banyak juga nakes yang terpapar sebelumnya, itu tidak akan diberi vaksin,” jelasnya. Diterangkannya, dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes No. HK. 02.02/4/1/2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), terlampir format skrining sebelum vaksinasi COVID-19. Dalam surat itu juga disebutkan kondisi orang yang tidak bisa disuntik divaksin COVID-19 Sinovac. Di antaranya, pernah terpapar COVID-19, sedang hamil atau menyusui, Mengalami gejala ISPA, seperti batuk, pilek, sesak napas dalam 7 hari terakhir, ada anggota keluarga serumah yang kontak erat atau suspek atau konfirmasi atau sedang dalam perawatan karena penyakit COVID-19. “Sedang mendapatkan terapi aktif jangka panjang terhadap penyakit kelainan darah Menderita penyakit jantung, ginjal kronis, menderita penyakit kanker, dan hipertensi,” terangnya. Disinggung mengenai, apakah bupati dan wakil bupati terpilih akan divaksin, Iswahyudi menuturkan, untuk Bupati Berau terpilih merupakan penyintas atau pernah terpapar COVID-19 sebelumnya. Sedangkan untuk wakilnya memiliki riwayat penyakit bawaan yang rawan jika disuntik vaksin.“Jadi jelas itu tidak bisa,” kata Iswahyudi. Lebih lanjut, Iswahyudi menuturkan, untuk vaksin umum, dari jumlah masyarakat Berau sekitar 235.756 jiwa, tidak semua diberikan vaksin, karena pasti ada yang tidak memenuhi syarat. “Sementara terkait batasan umur, itu kami prioritaskan untuk usia 18 hingga 59 tahun. Soal apakah usia lanjut bisa divaksin atau tidak itu kami masih menunggu informasi lagi. Karena nanti ada evaluasi, jika hasilnya lansia bisa diberi, tentu akan diberi vaksin juga,” terangnya. Ia menuturkan, jika pemberian vaksin untuk nakes dan Forkopimda selesai, dan masih ada sisa vaksin, maka vaksin tersebut akan diberikan kepada orang yang belum terdaftar baik itu Nakes, Forkopimda, tokoh masyarakat, maupun TNI-Polri di pemberian vaksin tahap pertama dengan kriteria tertentu. “Nanti kami daftarkan ke pusat, ketika dapat persetujuan diberi vaksin. Karena pemberian vaksin ini atas persetujuan pusat. Dan persetujuannya itu berupa E-tiket, baru bisa divaksin,” pungkasnya. */ZZA/APP

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: