Kantong Jenazah Habis, Pemkab Berau Tunggu Jatah Provinsi

Kantong Jenazah Habis, Pemkab Berau Tunggu Jatah Provinsi

TANJUNG REDEB, DISWAY – Stok kantong jenazah di Berau kosong. Pemkab Berau merencanakan membeli kantong jenazah melalui anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT), sayang anggaran juga belum tersedia. Dalam waktu dekat, menunggu jatah dari Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).

Kepala Dinas Kesehatan Berau, Iswahyudi mengatakan, kantong jenazah adalah syarat penting dalam pemulusaraan jenazah pasien terkonfirmasi COVID-19. Maka dari itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau untuk pengadaan kembali karena stoknya sudah habis. “Itu masih bisa diadakan kembali. Mungkin nanti BPBD akan membeli lagi,” ujarnya kepada Disway Berau, Jumat (15/1). Dikatakannya, pembelian kantong jenazah bisa menggunakan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT). Namun untuk saat ini anggaran tersebut belum tersedia. “Kan baru tutup buku, jadi kantong jenazah itu belum bisa menggunakan anggaran COVID-19. Tunggu admistrasinya selesai baru bisa digunakan,” katanya. Iswahyudi menyebut, pemerintah sangat mampu untuk membeli kantong jenazah. Menurutnya, dalam konteks seperti ini, BPBD bisa mengadakan secara mandiri. Karena, BPBD harus memiliki stok. “Sebagai instansi yang bergerak di bidang kedaruratan, mestinya mereka ada lagi stok itu,” ungkapnya. Dijelaskannya, penggunaan kantong jenazah untuk pasien COVID-19 sama halnya dengan korban tenggelam ataupun korban bencana lainnya. Karena, COVID-19, juga termasuk dalam kategori bencana. “Kenapa bisa kosong? mungkin karena kemarin tidak terbesit bahwa angka kematian bisa sebanyak ini. Sehingga, terjadi keterlambatan untuk pengadaan kembali,” tuturnya. Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Berau, Thamrin mengatakan, stok terakhir kantong jenazah sudah diserahkan ke rumah sakit. Karena, permintaan rumah sakit untuk mengantisipasi jika ada jenazah pasien COVID-19 yang meninggal dunia. “Kemarin ada kami kasih empat,” katanya, Jumat (15/1). Disebutkannya, belum mendapat informasi kembali terkait stok atau ketersediaan kantong jenazah. “Saya belum dapat informasi soal itu hari ini. Apakah ada yang tersisa atau sudah benar-benar kosong,” ungkapnya. Untuk saat ini, lanjut Thamrin, pengalokasian anggaran untuk membeli kantong jenazah bisa dari dua sumber. Sumber yang pertama bisa menggunakan anggaran BPBD, dan sumber lainnya adalah menggunakan anggaran COVID-19. “Kalau BPBD tidak ada anggaran untuk membeli itu, nanti diusahakan lewat anggaran COVID-19,” jelasnya. Thamrin juga menyebut, kemungkinan dalam waktu dekat kantong jenazah akan datang. Walaupun jumlahnya tidak banyak, karena itu bantuan dari BPBD provinsi. “Paling 10 kantong yang datang,” tandasnya. Diberitakan sebelumnya, kasus kematian COVID-19 bertambah, sudah di angka 23 orang hingga Kamis (14/1). Proses pemakaman, harus menggunakan kantong jenazah dua lapis. Kini, stok kantong tersebut habis. Bagaimana jika ada pasien meninggal? Kasi Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau, Datu Hasbi membenarkan, stok kantong jenazah sudah benar-benar habis. “Yang ada hanya 3 kantong. Dan itu pun sudah digunakan untuk pemakaman 3 pasien COVID-19 tadi,” ujarnya kepada Disway Berau, Kamis (14/1). Pihaknya belum bisa membeli kantong jenazah. Karena terkendala dengan anggaran. Dan belum bisa belanja. “Untuk harga kantong mayat itu sekira Rp 400.000 per lembar,” sebutnya. Sebenarnya, kata Hasbi, kantong jenazah di BPBD bukan untuk jenazah COVID-19. Namun, digunakan jika ada penemuan mayat. Seperti korban tenggelam, korban longsor ataupun korban penikaman dan lain-lain. “Alokasinya sebenarnya untuk itu. Tapi karena saat ini gencar-gencarnya COVID-19, jadi dialihkan,” tuturnya. Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Berau, Nofian Hidayat menyebut, penggunaan kantong jenazah merupakan bagian dari prosedur penanganan jenazah pasien COVID-19. Di mana, kantong itu memiliki fungsi yang cukup membantu, agar petugas pemulasaraan jenazah tidak bersentuhan langsung dengan korban meninggal pasien COVID-19. “Di kantong juga ada zat yang memang khusus untuk membunuh bakteri, dan itu juga tidak akan tembus air,” katanya. Sehingga, penggunaan kantong jenazah sangat dibutuhkan untuk pemulasaraan jenazah pasien COVID-19. Pihaknya mengaku bingung, dan tak tahu harus seperti apa. Pasalnya, tak ada lagi stok yang tersedia. “Semoga saja tidak ada lagi yang meninggal besok. Kalau ada saya bingung harus seperti apa,” ungkapnya. Nofian juga menyebutkan, saat ini stok Alat Pelindung Diri (APD) untuk petugas penguburan sisa sedikit. Terkhusus sepatu, sarung tangan, dan kaca mata. “Kalau untuk hazmat, kami masih cukup banyak. Tapi perlengkapan pendukungnnya yang sudah menipis. Terutama sarung tangan. Karena satu petugas itu menggunakan 3 lapis,” jelasnya.*/fst/app

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: