Kasus Curat Meningkat

Kasus Curat Meningkat

TANJUNG REDEB, DISWAY - Pencurian dan pemberatan (curat) menjadi kasus yang mendominasi di 2020. Bahkan menurut Kapolres Berau, AKBP Edy Setyanto Erning Wibowo, meningkat dibanding 2019. "Tahun 2020, Polres menangani 57 kasus dan selesai 41 kasus. Sementara 2019 hanya 27 kasus dan selesai 26 kasus," jelasnya saat konferensi pers, Selasa (29/12).

Selain kasus tersebut, kejahatan konvensional lain yang terbilang tinggi di 2020 adalah tindak kejahatan pada anak dibawah umur. Dengan jumlah 39 kasus, sementara yang sudah selesai 36 kasus. Pada 2019 hanya 30 kasus. Kasus terbanyak ketiga yang ditangani Polres Berau adalah minuman keras. Tahun ini menyelesaikan 38 kasus, dan di 2019 menyelesaikan 39 kasus. Untuk kejahatan trans nasional, didominasi narkoba. Di mana tahun ini, katanya, Polres Berau menangani 91 kasus. Rinciannya, barang bukti sabu seberat 971,579 gram dan double L 2.798 butir. Ada 123 tersangka. Di 2019, tambahnya, pengungkapan narkoba 104 kasus dengan barang bukti sabu seberat 8.395,24 gram, double L sebanyak 3.568, dan 126 tersangka. "Penurunan diharapkannya dapat terus terjadi sehingga Berau dapat terbebas dari peredaran narkoba," jelasnya. Kapolres menambahkan, untuk kejahatan terhadap kekayaan negara, seperti korupsi di 2020 ada dua kasus yang ditangani, dan 1 kasus selesai. Sementara di 2019, menyelesaikan 2 kasus korupsi. Lalu illegal logging sebanyak 4 kasus dan sudah selesai. Jumlah itu menurun dari tahun 2019, yakni 11 kasus. "Sementara illegal oil ada 19 kasus, selesai 18 kasus. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 10 kasus," jelasnya. Mantan Kapolres Raja Ampat ini menyampaikan, sepanjang 2020, pihaknya menangani 239 kasus dan 185 kasus selesai. Dengan berbagai macam jenis kejahatan konvensional. Kemudian menangani 89 kejahatan trans nasional, kasus selesai 62 kasus. Serta tangani 25 kasus kejahatan terhadap kekayaan negara. Kasus yang telah diselesaikan sebanyak 23. "Yang belum tuntas segera kami tuntaskan," jelasnya. Untuk menekan angka kejahatan meningkat di tahun berikutnya, Edy menegaskan akan melakukan peningkatan penyelidikan. Selain itu mendukung program pemerintah dalam pemulihan perekonomian dan kesehatan, dan terjun langsung ke masyarakat untuk melakukan sosialisasi menekan tindak kejahatan. "Tingginya angka kejahatan bisa terjadi karena kondisi ekonomi yang tidak baik, sehingga memicu seseorang berbuat jahat. Seperti mencuri, pengedar narkoba, dan tindak kejahatan lainnya," tuturnya. Kapolres juga menyoroti tingginya kasus kejahatan terhadap anak di bawah umur. Untuk itu, pihaknya akan melakukan pendekatan kepada orang tua dan keluarga agar menjaga anak-anaknya. Khususnya anak perempuan dari tindakan asusila. (ZZA)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: