IPM 2020 Turun

IPM 2020 Turun

TANJUNG REDEB, DISWAY - Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Berau turun di Tahun 2020. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Berau, IPM Berau 74,71 di 2020, turun dari tahun sebelumnya 74,78. Bukan saja Berau, IPM rerata di Kaltim tahun ini mengalami penurunan. Meski demikian, IPM Kaltim masih tinggi, sama dengan provinsi lainnya.

“IPM merupakan indikator untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas masyarakat Berau. Seperti dapat mengakses hasil pembangunan di bidang kesehatan, pendidikan dan lainnya," jelas Kepala Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Berau, Lita Hakim, Kamis (17/12). Dikatakan, IPM dibentuk tiga dimensi dasar. Yaitu kesehatan (umur panjang dan hidup sehat), pendidikan dan ekonomi. Jika dijabarkan, pengetahuan diukur oleh indikator harapan lama sekolah (HLS). Didefinisikan lamanya sekolah normal dan rata-rata lama sekolah (RLS) adalah penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalasi pendidikan formal. Semakin berkembangnya suatu daerah, katanya, bila mengenyam kesempatan pendidikan lama. Berau sendiri di tahun 2020 rerata per orang memiliki peluang mengenyam pendidikan 13,31 tahun atau setara dengan tingkatan D1. Tidak mengalami perubahan besar lantaran di 2019 nilai HLS sama yaitu 13,31. Kemudian dari dimensi kesehatan. Digambarkan dalam umur harapan hidup saat lahir. Yaitu jumlah tahun yang diharapkan dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup. “Jadi bayi yang lahir di tahun 2020 memiliki harapan 71,94 tahun. Semua itu diperoleh dari data rerata usia kematian. Lalu dalam satu tahun sakit berapa kali dan bagaimana pola konsumsi sehat,” jelasnya. Secara keseluruhan di kabupaten/kota, pertumbuhan negatif terjadi pada komponen pengeluaran per kapita. Sedang harapan hidup, harapan lama sekolah dan rerata lama sekolah masih tumbuh positif. "Pengeluaran per kapita yang terkoreksi akibat COVID-19, dari tahun 2019 ke 2020 rerata Kaltim turun Rp 12,36 juta," ungkapnya. Hal ini juga terpengaruh kebijakan pembatasan sosial dan menurunnya permintaan batubara. Dari negara ekspor tujuan utama, yaitu India dan Tiongkok. "Banyak perusahaan yang melakukan efisiensi produksi, termasuk melakukan pemutusan hubungan kerja. Bahkan ada yang berhenti beroperasi. Sementara ASN mengalami perubahan pada komponen gaji 13 dan THR. Di mana periode sebelumnya turut mencantumkan tunjangan kinerja, namun untuk komponen 2020 hal itu tidak masuk," tandasnya. Lita melanjutkan, dari tahun ke tahun, IPM tidak mencapai rerata provinsi. Namun Berau belum tergolong tertinggal. Sebab hanya kalah dari 3 kota, yaitu Samarinda, Bontang dan Balikpapan. IPM mereka tinggi sebab memiliki akses fasilitas kesehatan, pendidikan dan ekonomi yang baik. “Di kota fasilitas lebih cepat diakses. Tapi kalau kampung, ingin ke rumah sakit saja harus menuju kecamatan kota terlebih dahulu. Itu berpengaruh terhadap IPM,” jelasnya. (RAP)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: