Sekolah Tatap Muka Dibuka Januari 2021, Hetifah Minta Terapkan Sistem Shift
SAMARINDA, nomorsatukaltim.com - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian memperingatkan pemerintah untuk berhati-hati ketika mengizinkan sekolah tatap muka. Bagi sekolah yang belum dapat memenuhi protokol kesehatan, sebaiknya rencana itu ditunda. Namun bagi sekolah yang siap dengan fasilitas kesehatan yang baik, bisa menggunakan sistem shift.
"Pemda harus memperhitungkan kondisi COVID-19 di wilayahnya. Dan bisa saja antar kecamatan memberlakukan pengaturan yang berbeda. Tergantung kesiapan sekolah dan alasan lainnya," kata Hetifah baru-baru ini. Oleh karena itu, Hetifah mengimbau kepada masing-masing kepala daerah. Untuk mempersiapkan rencana pembelajaran tatap muka di masing-masing wilayah. Dengan penerapan protokol kesehatan. Mengingat, situasi masih dalam kondisi pandemi COVID-19. Pemerintah daerah kata dia, dapat memulai persiapan. Dengan membuat daftar checklist apa saja yang dibutuhkan masing-masing sekolah. Dalam menyambut pembelajaran tatap muka di tengah pandemi. Orang tua, guru, dan pihak komite sekolah juga diharapkan turut berperan aktif. Dalam mengawasi proses persiapan hingga pelaksanaan pembelajaran offline nantinya. Persiapan itu, dapat dilakukan mulai sekarang. Mengingat, waktu menuju pembelajaran tatap muka. Tinggal sebulan lagi. "Setiap sekolah siapkan untuk membuka tatap muka dengan protokol dan pengaturan baru. Mumpung masih ada waktu sebulan ya, siapkan diri," ujarnya. Untuk mengantisipasi penularan virus Corona di sekolah. Hetifah menyarankan agar kapasitas kelas tidak diisi secara penuh. Namun, setengahnya. Begitu pula dengan penerapan jam belajar. Bisa dibuat lebih singkat dengan pengaturan shift. "Misalnya sehari sekolah, sehari tidak. Atau sistem 2 shift per 3 jam. Diatur lah," tegasnya. Ia juga menyebut, meski sekolah tatap muka akan dibuka. Pembelajaran jarak jauh (PJJ) melalui daring akan tetap berjalan. Mengingat, tidak semua wilayah dan sekolah mampu melaksanakan sekolah tatap muka di tengah kondisi pandemi. Tujuan sekolah tatap muka diberlakukan untuk mengevaluasi kendala pembelajaran yang dilakukan secara daring selama ini. Seperti mengurangi kejenuhan anak dan kondisi tidak kondusif di rumah. Serta mengoptimalkan transfer ilmu antara guru dengan peserta didik. Yang selama ini dinggap minim selama pembelajaran daring. "Jadi sekolah bisa lebih mengawasi kondisi anak-anak. Learning lost yang hilang lewat daring juga bisa dikurangi." Terakhir, Hetifah berharap pelaksanaa pembelajaran tatap muka bisa berjalan lancar. Dan dilakukan dengan protokol kesehatan yang baik.BALIKPAPAN 12 JANUARI
Sementara itu Pemerintah Kota Balikpapan menargetkan pembelajaran tatap muka pada 12 Januari 2020. Untuk mencegah penyebaran covid, pola pembelajaran akan berlangsung tiga hari tatap muka dan tiga hari daring. Kegiatan ini tidak dilakukan secara penuh namun hanya 50 persen kapasitas sekolah. "Kemudian untuk tingkat PAUD dan SD kelas 1 dan 2 belajar tatap muka hanya selama dua jam. Kemudian SD kelas setelahnya 3 jam. PAUD dan SD tidak ada jam istirahat, kantin tidak dibuka, silakan bawa makanan dari rumah," terang Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi sekaligus Ketua Satgas Penanganan COVID-19 saat menghadiri Konferensi Kota Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Hotel Gran Senyiur, Selasa (24/11/2020). Kemudian untuk tingkat SMP dan SMA waktu pembelajaran di sekolah lima jam. Untuk masing-masing kelas atau rombongan belajar (rombel) diisi maksimal 50 persen. "Yang biasa diisi per rombel 36, maka diperkenankan 18 siswa per kelas. Supaya jaraknya tetap longgar," ungkapnya. Sebelum pembelajaran tatap muka dimulai, para orang tua juga boleh memilih apabila keberatan anaknya belajar tatap muka di sekolah karena merasa kurang aman. "Boleh memilih daring jika masih khawatir anaknya terpapar," lanjut Rizal Effendi dalam pernyataan yang dirilis akun resmi Pemkot Balikpapan, Di tempat yang sama, Ketua PGRI Balikpapan Mukiran meminta agar sarana dan fasilitas pendukung protokol kesehatan dapat dipersiapkan sebelum pembelajaran tatap muka di sekolah dimulai. "Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah memastikan kesehatan dan keselamatan bagi guru dalam hal ini sebagai garda terdepan dan sangat berisiko. Kami usulkan agar dapat dilakukan rapid test sebelum pembelajaran dimulai," ungkapnya. Kebijakan belajar tatap muka di sekolah mendapat lampu hijau setelah adanya surat keputusan bersama (SKB) empat menteri yang memberikan kewenangan sepenuhnya kepada pemerintah daerah. Izin pembelajaran tatap muka ini dilakukan serentak mulai tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Dalam konferensi pers daring, baru-baru ini, Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan, daerah dan sekolah yang ingin tatap muka, segera meningkatkan kesiapan. “Terutama dalam pemenuhan protokol kesehatan,” katanya. (krv/yos)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: