Seni Berinovasi dalam Diri Manusia
OLEH: ANTHONIUS DHINAR*
Menurut saya inovasi adalah sebuah seni menyusun, mengolah dan mencipta sesuatu. Di mana banyak sumber yang saya baca berkaitan dengan pengetahuan baru, bentuk baru, metode/cara baru, objek baru, teknologi baru ataupun penemuan baru. Inovasi muncul pada pikiran dan diri seseorang didorong oleh sebuah usaha memaksa, menstimulan, merangsang, mendayagunakan pikiran, akal budi, sensitivitas dan, kemampuan daya imajinasi untuk melihat sisi lain dari sebuah objek.
Misalnya ketika saya melihat sebuah ampas kopi di sebuah kedai kopi yang saya kunjungi di Kabupaten Berau. Saya bertanya kepada baristanya. “Mas, dimanfaatkan apa ya ampas kopi dari sisa-sisa pembuatan minuman kopi di sini dan kira-kira bisa dapat berapa kilogram dalam sehari ataupun sebulan?” Sang barista menjawab, “Hanya dikumpulkan dan dibuang saja. Tidak ada yang menampung ataupun yang mengolah. Dan kira-kira satu hari itu bisa 1-2 kilogram ampas kopi. Tapi tergantung juga customer yang datang. Jadi, bisa 30 kg dalam sebulan ampas kopinya. Untuk satu kedai kopi bisa menghasilkan 1 kg ampas kopi dalam sehari.”
Dari sini kita bisa kalkulasikan jika di Kabupaten Berau ada komunitas kopi yang anggotanya sekitar 15-20 kedai kopi. Jadi, ampas kopi sangat banyak yang tersisa.
Di satu sisi, saya melihat itu sebuah peluang usaha. Jika itu diberikan sentuhan mengubah dan memberi nilai pada ampas kopi. Yang tidak bernilai menjadi sesuatu yang bernilai dan berguna kembali. Ampas bagi sebagian ataunpun banyak orang bisa dikatakan sebagai sisa buang atau limbah. Tidak ada gunanya. Lebih layak dibuang dan tidak dimanfaatkan ulang. Tetapi dalam pikiran dan daya imajinasi saya berkata, “Bisa tidak ya ampas kopi ini diolah lagi menjadi sesuatu?”
Saya menstimulan, memaksa otak saya untuk berpikir di luar area/zona nyaman orang lain yang mengganggap limbah tetaplah limbah. Memaksa diri untuk searching. Mencari berbagai sumber yang menuliskan pemanfaatan ampas kopi. Ternyata banyak sekali sumber, jurnal, blogspot yang membagikan cara mengolah ampas kopi menjadi berbagai macam produk turunan. Antara lain pupuk kompos, masker, wewangian, media tanam dan lain sebagainya.
Konteksnya bukan pada saya ataupun ampas kopi yang merupakan limbah di mana bisa dimanfaatkan kembali. Tetapi daya semangat yang menggerakan pikiran (otak) saya untuk sekadar mencari tahu. Saya hanya ingin sekadar mempengaruhi dan mengajak orang yang mendengar saat saya bertanya di kedai kopi tersebut untuk sejenak “berpikir”. Tentang pertanyaan yang saya lontarkan kepada barista di kedai kopi tersebut.
Orang-orang yang menciptakan berbagai macam bentuk, produk olahan, merekalah sang inovator. Baik masih berada di scope kecil dengan area kecil yang memberikan pengaruh kecil bagi masyarakat sekitarnya ataupun inovator-inovator besar seperti Rheynald Khasali, bapak bagi Rumah Perubahan yang saya kagumi. Ia selalu berpikir kreatif saat melihat sesuatu. Kemudian menciptakan sesuatu.
Membaca profil dan mendengar sejarah beliau dari berbagai sumber, kemudian saya kaitkan dengan berbagai macam inovasi, baik pengetahuan baru, bentuk baru, metode/cara baru, objek baru, teknologi baru ataupun penemuan baru yang beliau buat, tidak saja datang melalui ilham dari Sang Pencipta. Pastilah ada proses besar. Pengalaman panjang. Sehingga ia bisa sampai di titik ini: menjadi inovator dengan sebutan Bapak Perubahan yang mendirikan Rumah Perubahan.
Inovasi tiap pribadi pasti berbeda. Tergantung banyak faktor pendukung atau pengungkitnya. Saya dengan teman saya meskipun berada di lingkungan yang sama, makan makanan yang sama, pandangan dalam melihat dan mencipta sebuah ide, pastilah berbeda.
Mulailah dari hal-hal kecil yang ada di sekitar tempat tinggal kita. Di lingkungan tempat kerja kita. Semangatilah diri dengan pikrian-pikiran positif. Pilihlah teman atau sahabat yang bisa memberikan semangat atau aura positif serta semangatlah untuk terus belajar sampai apa yang diinginkan tercapai. Sampai setiap proses pengalaman hidup baik pahit manis, suka duka lihat dan rasakan. Pada akhirnya itu akan mendewasakan kita untuk melihat sisi lain sebuah karya menciptakan inovasi. Steve Job pernah berkata dalam quotesnya, “Innovation is saying no to a thounsand things”. (*Dosen Politeknik Sinar Mas Berau Coal)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: