Mufakat Kanjeng Sinuhun (7): Uang di Rekening Itu Raib

Mufakat Kanjeng Sinuhun (7): Uang di Rekening Itu Raib

H Tiwo yang sudah berusia itu, tak kuasa melawan petengan keras Ucok. Sementara, Sentot yang terjatuh berang. Ia lekas berdiri dan langsung menyerang Ucok dari belakang yang sedang membawa H Tiwo. Namun, belum saja tendangannya sampai ke punggung Ucok. Bughhh…Bogem mentah Sagat tepat mengenai pelipis kanannya. Sentot pun sempoyongan. Kemudian disusul tendangan Sagat di pinggang kanan. Sentot terhempas berguling-guling di aspal.

Melihat rekannya terjatuh. Ali tak mau berdiam diri. Ia ikut menerjang Sagat. Bukk..bukk… dua tendangan Ali menghantam punggung Sagat. Namun, yang ditendang tak bergeming. Ali pun loncat sambil melepaskan pukulan ke arah kepala. Sagat pun berhasil menghindar. Dan balik menyerang. Ia piawai dalam perkelahian jalanan.

Dua pukulan sekaligus menghantam Ali. Di perut dan ulu hati. Kemudian disusul dengan pukul ke arah dagu. Ali yang berbadan kecil ini terjengkang. Dan langsung tak sadarkan diri.

Melihat itu, Sentot mengambil sebilah kayu. Rupanya ia masih bisa bangkit. Sambil sempoyongan, ia coba mengayunkan itu ke arah Sagat. Namun Sagat dengan santai mundur dua langkah. Dan bersandar di mobil. Kemudian dia menyingkap bajunya. Terlihat sebilah badik. Kemudian ditarik dan diacungkan ke atas. “Ayok, maju..” kata Sagat.

Sentot pun tiba-tiba kehilangan nyalinya. Ciuuttt seketika. Ia hanya mengayun-ayunkan kayu itu tanpa mau menerjang.  Nadirin dan Syamsuddin sadar. Jika diteruskan bisa memakan korban jiwa. Apalagi Sagat. Ia terkenal sebagai preman pasar. Dan tak gentar meladeni setiap tantangan.

“Sudah, sudah,” kata Nadirin. “Nanti bisa kita bicarakan baik-baik soal ini”. Sambil membawa Sentot menjauh dari lokasi.

Sementara Syamsudin meminta Sinuhun Ucok melepaskan H Tiwo. Yang masih dalam petengan tangannya. Ucok pun mengancam. Jika berani lagi bertindak seperti itu, maka ia tak segan-segan untuk melakukan tindak kekerasan.

H Tiwo pun dilepaskan. Mereka segera meninggalkan lokasi tersebut. Sementara Ucok, Sagat dan Anita melanjutkan perjalanan ke Bandara Kota Ulin. Anita hampir saja terlambat penerbangan gara-gara peristiwa itu. BERSAMBUNG- Baca selanjutnya; Geledah 2. (ived18)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: