8 Sentimen Pengaruhi IHSG Pekan Ini

8 Sentimen Pengaruhi IHSG Pekan Ini

Balikpapan. nomorsatukaltim.com – Pergerakan IHSG pada pekan keempat Oktober diprediksi akan dipengaruhi 8 sentimen. Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee menyebut, hal ini juga akan paling dicermati investor pekan ini.

Pertama, salah satu yang paling banyak mendapat perhatian pelaku pasar adalah stimulus fiskal Amerika Serikat. Yaitu untuk membantu ekonomi keluar dari resesi akibat dampak COVID-19. Menurut Ketua DPR AS Nancy Pelosi, harapan stimulus fiskal disahkan sebelum pilpres 3 November masih ada. Tetapi hal ini tergantung kepada Presiden Donald Trump untuk bertindak, dan berbicara dengan anggota senat dari Partai Republik yang menolak besaran paket stimulus tersebut. Di sisi lain Trump dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin membantah dan menyatakan perbedaan signifikan tetap ada antara pemerintahan Republik dan partai oposisi Demokrat. “Maju mundur perundingan stimulus terbukti mempengaruhi pergerakan pasar saham. Menurut kami peluang cukup kecil mengharapkan kesepakatan stimulus sebelum pemilu 3 November,” terangnya kepada Disway Kaltim, Minggu (25/10/2020). Kedua, setelah debat terakhir nampaknya ada kenaikan tipis dukungan bagi Trump. Donald Trump lebih terkendali dibanding debat pertama. Meskipun saling sindir masih terjadi dengan fokus penanganan pandemi COVID-19 dan serangan bersifat pribadi. Jajak pendapat nasional setelah debat menunjukan Trump masih di belakang penantangnya, Joe Biden. Perbedaan diperkirakan akan ketat di beberapa negara bagian yang mungkin akan menentukan siapa pemenang pemilihan presiden. Perbedaan yang tipis membuat kekhawatiran konflik pemilu dan menimbulkan risiko politik di Amerika Serikat. Hal ini ditambah tuduhan Trump beberapa saat sebelumya bahwa pemilihan dengan surat suara sangat berpotensi terjadi kecurangan. Pelaku pasar saat ini lebih berharap kemenangan Biden. Ketiga, menjelang pemilu AS ada potensi "Gelombang Biru" di mana Partai Demokrat berpeluang memenangkan kursi kepresidenan, mendapatkan mayoritas kursi senat dan tetap mengendalikan DPR. Gagasan sapu bersih Partai Demokrat akan mempermudah mendorong lebih banyak stimulus fiskal di masa mendatang. Biden diperkirakan akan membelanjakan anggaran negara lebih banyak untuk mengatasi pandemi COVID-19 dibandingkan Trump saat ini. Hal ini mendorong pelemahan nilai tukar dollar Amerika terhadap mata uang negara lain. Tapi ada dampak dari perombakan pajak Biden pada pasar keuangan karena pajak perusahaan berpeluang naik. “Pelaku pasar saat ini lebih berharap kemenangan Biden salah satunya karena ingin perang dagang AS dengan China, Eropa dan Meksiko segera berakhir,” ujar Hans Kwee, yang juga dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti itu. Faktor keempat, pekan ini pasar saham masih dipengaruhi musim laporan kuartal III. Berdasarkan data refinitiv sudah ada 135 emiten di S&P 500 yang telah merilis laporan keuangan. Sebanyak 84% berhasil melampaui ekspektasi pasar dan menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan. Pelonggaran lockdown telah berhasil mendorong pemulihan perekonomian yang ditunjukkan naiknya laba korporasi. Hal sama juga terjadi di Eropa. Di mana emiten bank Barclays di bursa London menunjukan kinerja kuartal III yang sangat baik. Hal ini menimbulkan harapan kinerja emiten lain akan baik di kuartal ketiga. “Di Indonesia beberapa laporan keuangan kuartal III yang keluar juga di atas harapan pasar. Hal ini menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan bila laporan positif ini terus berlanjut,” tandasnya. Kelima, pelaku pasar keuangan juga memperhatikan ancaman gelombang kedua covid di beberapa negara Eropa. Kenaikan kasus COVID-19 menyebabkan lebih banyak kebijakan pembatasan dilakukan di beberapa negara zona Eropa. Prancis diperkirakan memperluas jam malam ke lebih dari dua pertiga jumlah penduduk. Spanyol menjadi negara Eropa Barat pertama yang melampaui 1 juta infeksi kasus COVID-19. Italia juga mencatat lonjakan kasus baru harian tertinggi. Yang memaksa Italia mengumumkan langkah-langkah untuk menurunkan potensi gelombang kedua infeksi corona baru dengan melakukan pembatasan waktu buka untuk restoran dan pertemuan publik. Dampak lonjakan kasus infeksi baru diikuti pembatasan ekonomi mengantarkan pasar saham Eropa tertekan. Hal ini karena kekhawatiran pemulihan ekonomi terhenti dan resesi memburuk. Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire memperkirakan PDB berpeluang kontraksi pada kuartal keempat. Hal ini karena kebijakan jam malam memerlukan biaya USD 2,36 miliar. Keenam, Brexit menjadi perhatian kerena perundingan untuk mencari kesepakatan mendekati batas akhir. Pekan lalu Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan bahwa perundingan telah "berakhir" dan Inggris harus "bersiap-siap" untuk berdagang dengan UE mulai 1 Januari tanpa kesepakatan. Hal ini menjadi sentimen negatif pasar keuangan. Tetapi di akhir pekan negosiator utama Uni Eropa Michel Barnier menyatakan bahwa kesepakatan perdagangan dengan Inggris dapat dicapai. Sedangkan negosiator Brexit Inggris, David Frost, mengatakan negosiasi dengan Uni Eropa akan dilanjutkan Kamis petang. Ketujuh, pelaku pasar juga mencermati potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal ketiga 2020. Perkiraan pemerintah, Produk Domestik Bruto (PDB) mungkin akan terkontraksi -1% sampai -2,9%. Diperkirakan seluruh komponen pembentuk PDB akan mengalami kontraksi atau pertumbuhan negatif pada kuartal ketiga ini. Perkiraan konsumsi rumah tangga akan turun 1,5% sampai 3%. Ia mengatakan, investasi juga masih mengalami tekanan dengan perkiraan antara -6,4% sampai -8,5%. Pertumbuhan ekspor diperkirakan berada dalam kisaran -8,7% sampai -13,9%. Dan impor juga masih mengalami tekanan. Sedangkan untuk keseluruhan tahun 2020 pertumbuhan ekonomi diperkirakan ada di kisaran -0,6% - 1,7%. Biarpun tumbuh negative, pertumbuhan ekonomi Indonesia jauh lebih baik dibandingkan negara-negara lain yang menghadapi pandemi COVID-19. Kedelapan, rilis data investasi yang lebih baik dibandingkan ekspektasi para analis. Hal ini menimbulkan harapan PDB di kuartal IV 2020 akan lebih baik. BKPM melaporkan nilai investasi yang masuk pada kuartal III 2020 adalah Rp 209 triliun. Jumlah ini membaik 1,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year). Angka ini jauh membaik dibandingkan kuartal II 2020. Di mana investasi hanya mencapai Rp 191,9 triliun atau terkontraksi (tumbuh negatif) 4,3% YoY. Sedangkan secara kumulatif Januari-September 2020, nilai investasi sebesar Rp 611,6 triliun atau mengalami ke naik 1,7% YoY. Data ini membawa harapan kuartal empat pertumbuhan ekonomi mulai naik menjadi positif kembali untuk membawa Indonesia keluar dari resesi. “Dengan melihat beberapa sentimen yang akan mempengaruhi itu. Maka IHSG berpeluang konsolidasi menguat dengan support di level 5,063 sampai 5,001. Resistance di level 5,135 sampai 5,182,” imbuhnya. (fey/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: