Ancaman Disintegrasi karena Konflik Antar Umat Beragama di India

Ancaman Disintegrasi karena Konflik Antar Umat Beragama di India

Sementara toko-toko dan tempat tinggal Hindu tampak sebagian besar masih utuh. Sebagian besar rumah dan bisnis muslim hancur hingga habis. Sisa-sisa barang milik keluarga muslim yang terbakar (lemari es, TV, dan mobil) tersebar di jalan-jalan yang sempit.

Sementara satu masjid lokal hangus rata dengan tanah. Masjid lainnya bernama Auliya tampak dari luar sebagian besar tidak terpengaruh. Namun di dalam, Vidya Subrahmaniam menemukan bahwa masjid itu juga hangus dan berantakan.

Penduduk Hindu tampaknya melanjutkan kehidupan mereka seperti biasa. Tetapi umat Islam tidak terlihat. Mereka semua pergi. Mencari keselamatan di kamp-kamp bantuan yang didirikan oleh pemerintah.

Kerusuhan yang menyebabkan Shiv Vihar berada dalam puing-puing dipicu setelah aksi duduk berminggu-minggu di Delhi terhadap CAA yang baru. Yang menurut para penentang mendiskriminasi umat Islam, yang diserang oleh kaum nasionalis Hindu.

Protes anti-CAA di Delhi telah damai sejak awal. Orang-orang berkumpul untuk menyanyikan lagu-lagu patriotik, mengibarkan bendera India, membaca Konstitusi India dan mendengarkan pidato tentang kebebasan, solidaritas, dan sekularisme.

Para pengunjuk rasa (banyak dari mereka perempuan) tidak menunjukkan apa-apa selain kesetiaan kepada negara mereka. Tetapi ini tidak menghentikan BJP yang berkuasa untuk menggambarkan mereka sebagai “pengkhianat” dan menjadikan mereka target utama untuk serangan main hakim sendiri.

Menjelang pemilihan majelis Delhi 7 Februari, misalnya, BJP menjalankan kampanye ganas yang menargetkan kaum muslim di kota itu. Anurag Thakur, menteri keuangan junior, menghasut kerumunan pada rapat umum pemilu untuk berteriak “tembak para pengkhianat”.

Menteri lain, Parvesh Verma, bersumpah para pengunjuk rasa akan “dikirim” dalam beberapa jam setelah kemenangan BJP. Ia menambahkan, jika dibiarkan, mereka akan “memperkosa dan membunuh”.

Modi dan Menteri Dalam Negeri Amit Shah menyiratkan, para demonstran adalah anti-India dan pro-Pakistan. Modi menyebut protes yang sedang berlangsung itu sebagai “konspirasi” yang dirancang untuk merusak “keharmonisan India”. Shah mengklaim, para pengunjuk rasa telah mengangkat slogan-slogan seperti “Jinnah wali azaadi (Kami ingin kemerdekaan gaya Jinnah)”, menyarankan mereka menuntut disintegrasi India.

Ketika hal yang tak terelakkan terjadi dan para demonstran diserang, kekerasan dengan cepat menyebar ke seluruh Delhi. Pihak berwenang tidak berbuat banyak untuk meredakan ketegangan. Sementara polisi menghadapi tuduhan bahwa mereka pura-pura tidak melihat kejadian. (mmt/qn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: