Strategi Mengembangkan Kemitraan Antara Industri dan SMK
OLEH: ROSMIATI*
Pendidikan merupakan suatu investasi sumber daya manusia (SDM) atau human capital investment. Sehingga memungkinkan setiap warga negara berperan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Pendidikan mengembangkan nilai dan sikap produktivitas SDM melalui pengembangan kemampuan teknis seperti peningkatan penguasaan kecakapan, profesi dan keahlian yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja yang dinamis. Pendidikan juga mengembangkan kemampuan lain yang berkaitan dengan budaya. Guna mendorong SDM untuk menjadi kekuatan penggerak pembangunan meliputi wawasan, penalaran, etos kerja, orientasi ke depan dan kemampuan belajar.
Pendidikan yang bermutu merupakan kebutuhan yang sangat penting. Maju tidaknya suatu bangsa sangat bergantung pada pendidikan bangsa itu. Jika pendidikan suatu bangsa berkualitas serta berkarakter, maka bangsa tersebut akan menjadi bangsa yang maju. Sebaliknya, jika pendidikan suatu bangsa mengalami stagnasi, maka bangsa tersebut akan terbelakang di segala bidang. Perlu kesadaran seluruh SDM untuk membangun dan mengembangkan potensi yang dimilikinya. Untuk menunjang pembangunan bangsa seutuhnya.
SDM adalah aset nasional. Sekaligus modal dasar pembangunan bangsa. Pengembangan secara efektif melalui strategi pendidikan dan pembelajaran yang terarah dan terpadu harus dikelola secara serasi dan seimbang. Dengan memperhatikan pengembangan potensi secara utuh dan optimal. Hal ini dapat diimplementasikan melalui penyelenggaraan progam pembelajaran. Yang mampu mengembangkan keunggulan peserta didik. Baik keunggulan potensi intelektual maupun bakat khusus yang bersifat keterampilan.
Pendidikan dengan kurikulum yang baik mampu memberikan dampak yang optimal bagi kualitas pendidikan. Penelitian menunjukkan, dengan adanya kurikulum berbasis kemitraan, mampu memberikan dampak optimal pada perkembangan pendidikan. Pendidikan berbasis kurikulum kemitraan mampu meningkatkan kualitas lulusan dengan melakukan evaluasi pada setiap tahapan pengembangan kurikulum. Penelitian (Kenny, Jones, & Speldewinde, 2018) menyatakan, kebutuhan terhadap karyawan dalam dunia kerja hendaknya mampu didukung keterbaruan. Dalam kurikulum yang sesuai dengan dunia kerja.
Kesenjangan antara kompetensi lulusan khususnya lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan kebutuhan pasar kerja memerlukan penyelarasan kurikulum. SMK seharusnya menyediakan tenaga kerja sesuai kebutuhan dunia usaha dan industri (DU/DI). Untuk itu, DU/DI harus terlibat dalam perumusan kurikulum sekolah yang berbasis industri. SMK dan pihak DU/DI perlu menjalin kemitraan yang dituangkan dalam MoU.
Jika fungsi-fungsi strategis stakeholder sekolah benar-benar dijalankan, maka kerja sama kemitraan antara sekolah dan masyarakat (DU/DI) dalam penyelenggaraan pendidikan akan saling menunjang. Kerja sama kemitraan (colaboration partnership) dapat dipahami secara sederhana. Sebagai sebuah ikatan kerja sama antara personal atau organisasi. Sehingga menghasilkan manfaat bersama.
Manajemen strategis dalam pendidikan menjadi salah satu hal yang tidak dapat dilepaskan dengan manajemen strategis yang dituangkan dalam sistem kemitraan dengan DU/DI. Agar dapat menjadikan manajemen strategis yang dijalankan memperlihatkan perkembangan yang nyata. Beberapa penelitian atau kajian empiris yang membahas mengenai keberhasilan kemitraan antara dunia pendidikan dengan dunia industri menjadi bukti bahwa kemitraan dapat menjadi hal yang sangat penting. Dalam memajukan pendidikan dan menaikkan keterserapan lulusan.
Bentuk-bentuk kemitraan SMK dengan DU/DI yang dapat dikembangkan antara lain pengelolaan program kegiatan bersama antara penyelenggara pendidikan dengan lembaga mitra, pemanfaatan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh lembaga yang bermitra, program pendanaan guna mewujudkan program yang akan dilaksanakan, pendayagunaan/penempatan lulusan dari institusi pendidikan ke DU/DI. Hal ini sejalan dengan tujuan dari sistem pendidikan teknologi kejuruan. Yaitu memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap tenaga kerja, meningkatkan pilihan pendidikan bagi setiap individu, dan menumbuhkan motivasi untuk belajar sepanjang hayat (Wibawa, 2017:65).
Program kegiatan bersama antara penyelenggara pendidikan dalam hal ini SMK dengan DU/DI meliputi praktik kerja industri. Pelaksanaannya dimulai dengan mengidentifikasi lembaga mitra yang sesuai dengan jurusan di SMK. Sebagai contoh program studi teknik kendaraan ringan bermitra dengan perusahaan otomotif; program studi teknik instalasi pemanfaatan tenaga listrik dapat bermitra dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Langkah selanjutnya, menyusun schedule dan berkoordinasi dengan DU/DI. Lalu dilanjutkan pembekalan siswa yang akan berangkat praktik kerja industri (prakerin), monitoring, dan evaluasi program.
Program lain yang melibatkan lembaga mitra adalah guru tamu. Program ini bertujuan memberikan gambaran tentang profil perusahaan. Sekaligus membantu menerapkan proses pembelajaran di sekolah. Dengan mendatangkan atau mengundang narasumber/instruktur dari perusahaan. Selain itu, guru tamu dapat berasal dari bengkel mitra. Untuk program keahlian permesinan. Semakin banyak lembaga mitra, maka semakin banyak guru tamu yang dapat diundang sebagai narasumber/instruktur. Beberapa penelitian menunjukkan, pemanfaatan guru tamu dapat memberikan peningkatan positif terhadap kompetensi siswa. Guru tamu mampu memberikan penyegaran bagi siswa. Karena dibimbing oleh praktisi yang profesional serta pendalaman materi. Baik teori maupun praktik. (*Kandidat Doktor Manajemen Pendidikan Unmul/Rektor Univiversitas Trunajaya Bontang)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: