IKLH Baik, tapi Air Tercemar
“Jadi ada alat AKMS itu minimal Berau punya satu, ketika ada yang insidentil kita akan segera mengerti apakah udara itu berbahaya atau tidak. Sudah sejak 2015 kami usulkan juga belum ada hingga sekarang,” tuturnya.
Kemudian indikator terakhir berupa tutupan lahan dengan indeks yaitu 91 menjadi tertinggi se Kalimantan Timur, dengan kualifikasi baik pula. Dilihat melalui bagaimana kondisi hutan primer, sekunder, hutan mangrove, semak belukar maupun rawa. Mereka tidak mengukur sendiri melainkan penilaian dari kementerian melalui satelit.
Sementara itu, untuk mempertahankan indeks yang baik tersebut, pemerintah harus menghadapi tantangan seperti adanya pembukaan tambang dan perluasan wilayah. Namun, pihaknya terus memonitoring dengan memastikan pihak yang bersangkutan untuk merevitalisasi lahan untuk penghijauan Kembali.
Selain itu, abrasi, erosi, sedimentasi juga ikut memengaruhi pembentukan indeks kualitas lingkungan hidup. *RAP/APP
“Kami masih harus berusaha banyak, untuk mencapai IKLH dengan klasifikasi baik,” pungkasnya. ( RAP)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: