Kadin Kaltim: Kerugian Akibat Banjir Bisa di Atas Rp 5 M

Kadin Kaltim: Kerugian Akibat Banjir Bisa di Atas Rp 5 M

Alex Soemarno

Samarinda, DiswayKaltim - Kerugian masyarakat akibat banjir diprediksi mencapai miliaran rupiah. Sektor paling banyak menelan rugi adalah jasa dan perdagangan.

Seperti diketahui, tiga kecamatan menjadi korban banjir yaitu Samarinda Utara, Samarinda Ulu dan Sungai Pinang. Ketiga kecamatan tersebut mayoritas terdapat banyak tempat usaha berbasis jasa, kontraktor dan lainnya.

Wakil Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Kaltim, Alex Soemarno menuturkan di Jalan Ahmad Yani, Samarinda Utara terdapat banyak jenis usaha, seperti bengkel, kantor konsultan, perbankan dan lainnya. Belum lagi di Jalan Soetomo di Samarinda Ulu juga demikian.

Banyak jenis usaha sepanjang jalan tersebut. Otomatis adanya banjir diyakini mematikan usaha. "Sudah pasti, kalau rugi mungkin kisarannya miliaran rupiah kalau dihitung keseluruhan," kata Alex. Belum lagi kerugian dari warga pekerja yang ikut jadi korban.

Alex menyebut korban banjir diperkirakan mencapai 10.000 kepala keluarga (KK). Adapun jumlah upah minimum provinsi (UMP) Kaltim adalah Rp 2,7 juta. Alex mengestimasikan upah kerja per hari berada di kisaran Rp 104.000 (Rp 2,7 juta dibagi 26 hari kerja).

Akibat banjir beberapa pekerja terpaksa tidak masuk kerja bahkan lebih dari empat hari. Jika upah per hari Rp 104.000 tersebut dikali dengan perkiraan 10.000 KK yang bekerja, maka kerugian dalam sehari mencapai Rp 1,040 miliar.

"Sementara ada yang tidak masuk kerja sampai lima hari. Ya, kalikan saja kerugiannya selama lima hari itu. Tapi ini bukan angka pasti ya, ini cuma hitung-hitungan kasar saja," jelas Alex.

Yang berarti dalam lima hari kerugian warga bisa mencapai Rp 5 miliar. Belum lagi kerugian bagi pengusaha yang harus keluarkan kocek lebih untuk penanganan paska banjir.

Meski tidak memiliki angka pasti, pihaknya meyakini kerugian pasti ada. Walau pun, kata dia, banjir tahun ini tidak separah 1998 silam. "Kalau itu semua sisi kota. Kalau tahun ini cuma tiga kecamatan itu saja. Kecamatan lain masih normal, artinya perekonomian di wilayah yang tidak terkena banjir masih hidup. Yang parah ini cuma yang kena banjir saja," jelasnya lagi.

Hingga kini beberapa tempat sudah tidak lagi tergenang. Namun di daerah lain di Samarinda Utara, ketinggian air masih diatas 100 sentimeter meski perlahan mulai surut. (m3/dah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: