Peluang Menadah Bantuan Wabah

Peluang Menadah Bantuan Wabah

Akhir bulan ini pemerintah mengucurkan bantuan subsidi upah. Sasarannya peserta BPJS Ketenagakerjaan atau BP Jamsostek dengan iuaran maksimal Rp 150 ribu. Atau bergaji di bawah Rp 5 juta. Di Kalimantan Timur, jumlah kepesertaan sebanyak 524.494 orang. Seandainya saja setengah dari jumlah itu menerima tambahan penghasilan Rp 2,4 juta, akan ada Rp 480 miliar tambahan uang beredar. Kemana mereka akan membelanjakan?

-------------------------

DARI setengah juta lebih peserta BP Jamsostek di Kaltim, kita ambil saja 200 ribu yang akan menerima subsidi upah. Maka ada tambahan hampir setengah triliun uang beredar. Ini menjadi peluang bagi dunia usaha. Pertanyannya, sektor usaha apa saja yang bakal menerima ‘limpahan’ uang kaget dari pemerintah?

Konsultan PricewaterhouseCoopers (PwC) Indonesia punya datanya. Berdasarkan sigi yang dilakukan terhadap perilaku konsumen selama pandemi virus corona, ada lima produk yang paling banyak diburu.

Pertama kesehatan. Lalu kelontong, hiburan dan media, dilanjutkan produk kuliner. Terakhir perlengkapan rumah tangga dan berkebun.  Produk kesehatan yang meningkat misalnya saja konsumsi vitamin, atau obat-obatan. Lalu barang-barang kebutuhan pokok. Juga susu. Produk hiburan dan keluarga, misalnya paket-paket internet. Berkah bagi penjual pulsa.

Banyak orang tinggal di rumah membuat mereka aktif belajar memasak, mengecat rumah, bahkan berkebun. Maka produk-produk itu jadi laris manis.

Sebaliknya, ada lima produk yang paling banyak ditinggalkan konsumen Indonesia. Pertama, baju dan alas kaki. Lalu perlengkapan olahraga, produk kecantikan dan perlengkapan kantor. Terakhir, makanan pesan antar.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (Kpw BI) Kaltim, Tutuk Setya Hadi Cahyono mengatakan, bantuan subsidi gaji dan bantuan lainnya bisa menyelamatkan kinerja konsumsi rumah tangga.

"Subsidi tersebut juga menjadi sentimen positif bagi peningkatan kinerja lapangan usaha yang paling terdampak,” ungkapnya.

Akibat penurunan konsumsi, sejumlah sektor memang jadi bulan-bulanan. Seperti perdagangan, penyediaan akomodasi dan makan minum, transportasi, serta sektor jasa.

Sektor konsumsi pada Triwulan II – 2020 mengalami kontraksi,  sehingga minus 2,34 persen (yoy). Padahal pada triwulan sebelumya tumbuh positif sebesar 1,65 persen (yoy).

Pemberian subsidi gaji ini, kata dia, juga melengkapi kebijakan sebelumnya. Terkait berbagai insentif dari sisi produsen. Baik korporasi maupun Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Berupa insentif perpajakan dan restrukturisasi kredit.

Dia bilang kebijakan pemerintah sekarang sudah lebih komprehensif. Baik dari sisi produsen maupun konsumen. “Sehingga dapat mempercepat proses pemulihan ekonomi nasional," sambungnya.

Pengusaha jasa pengamanan, Abriantinus mengaku sudah mempersiapkan kemungkinan perubahan pola konsumsi masyarakat. “Saya kira selain lima produk yang disebutkan, ada satu lagi, yakni pariwisata,” kata Wakil Ketua DPP Apindo Kaltim itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: