Buku Re: dan peRempuan, 'Senjata' Kang Maman Melawan Diskriminasi
Maman Suherman (kanan), penulis buku Re: dan peRempuan sekaligus publik figur hadir sebagai narasumber Talkshow dan Bedah Buku dalam rangkaian Mahligai Nusantara 2025 di Balikpapan.-(Disway Kaltim/ Salsa)-
BACA JUGA: Perempuan Korban Kekerasan Oknum Polisi Mengadu ke Polda Kaltim
"Ada tekanan, ada ancaman, tapi itu konsekuensi ketika kita memilih menulis tentang hal-hal yang dianggap tidak nyaman," jelasnya.
Kegiatan bedah buku berlangsung interaktif. Peserta menanyakan relevansi isi buku dengan kondisi masyarakat saat ini, peran bahasa sebagai alat perlawanan gender, hingga tantangan menulis di era digital.
Menjawab hal tersebut, Kang Maman menegaskan bahwa isu yang diangkat tetap aktual.
"Hingga hari ini masih banyak perempuan menghadapi ketidakadilan. Buku ini hadir agar kita tidak menutup mata," tekannya.
BACA JUGA: Aktivis Perempuan Kutim Desak Pemkab Serius Tangani Kasus Pelecehan
Ia juga menyinggung bagaimana bahasa sering dipakai untuk menutupi persoalan. Baginya, mengganti istilah pembantu menjadi asisten rumah tangga tidak ada artinya kalau nasib mereka tidak berubah.
"Perjuangan nyata adalah mendorong perlindungan hukum, seperti melalui UU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga," terangnya.
Menutup kegiatan, Kang Maman mengutip pesan almarhumah Rere, tokoh nyata dalam bukunya, yang berisi ajakan agar anak-anak negeri diajarkan membaca dan menulis supaya tidak mudah diperdaya.
"Mari kita jadi cahaya, menyalakan lilin kecil bersama, agar negeri ini tetap punya harapan," pungkasnya.
BACA JUGA: Dorong Kiprah Perempuan, Pemkab Berau Mantapkan Pengarusutamaan Gender
Dalam semangat Mahligai Nusantara 2025 yang mengusung tema "UMKM Naik Kelas, Ekonomi Tangguh Berkelanjutan", BI Balikpapan tidak hanya menekankan penguatan kapasitas usaha, tetapi juga mendorong literasi, inklusi, dan pemberdayaan masyarakat secara menyeluruh.
Mahligai Nusantara 2025 dan Bedah Buku Re: dan peRempuan dipandang saling melengkapi dalam membangun ekosistem yang tangguh, inklusif, dan berdaya saing, serta memperkuat posisi perempuan sebagai motor penggerak perubahan di daerah.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

