Bankaltimtara

Buku Re: dan peRempuan, 'Senjata' Kang Maman Melawan Diskriminasi

Buku Re: dan peRempuan, 'Senjata' Kang Maman Melawan Diskriminasi

Maman Suherman (kanan), penulis buku Re: dan peRempuan sekaligus publik figur hadir sebagai narasumber Talkshow dan Bedah Buku dalam rangkaian Mahligai Nusantara 2025 di Balikpapan.-(Disway Kaltim/ Salsa)-

BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - Penulis dan pegiat literasi nasional, Maman Suherman atau akrab disapa Kang Maman, hadir dalam rangkaian acara Mahligai Nusantara 2025 yang digelar Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Balikpapan di Main Atrium Penta City Mall, pada Minggu, 28 September 2025.

Dalam kesempatan itu, Kang Maman membedah bukunya yang berjudul Re: dan peRempuan, karya yang merekam kisah nyata perempuan Indonesia dari berbagai latar belakang, yang kerap terpinggirkan baik dalam catatan sejarah maupun kehidupan sosial.

Buku tersebut berangkat dari tugas akhir Kang Maman saat menempuh studi di Jurusan Kriminologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia. Tugas akademik itu kemudian ia kembangkan menjadi novel agar lebih mudah menjangkau masyarakat luas.

"Perempuan dalam buku ini bukan sekadar tokoh, tetapi saksi kehidupan yang perlu didengarkan," ujar Kang Maman.

BACA JUGA: Pemkab Berau Berkomitmen Tingkatkan Kapasitas SDM Perempuan di Pedesaan

Dalam pemaparannya, Kang Maman menegaskan bahwa kontribusi perempuan sering terhapus dari sejarah.

"Catatan sejarah lebih mengutamakan peran laki-laki, sementara perempuan hanya disebut sepintas. Padahal mereka berada di garda depan, baik dalam keluarga maupun perjuangan bangsa," ungkapnya di hadapan peserta.

Melalui riset mendalam dan wawancara dengan perempuan dari berbagai latar, ia menemukan pola diskriminasi yang berulang, mulai dari pembatasan ruang gerak, diskriminasi di tempat kerja, hingga beban domestik yang tidak mendapat pengakuan. 

Menurutnya, literasi adalah sarana penting untuk melawan diskriminasi. 

BACA JUGA: Dijanjikan Kerja di Toko, 3 Perempuan dari Semarang Dipekerjakan sebagai LC di Berau

"Buku adalah senjata untuk melawan ketidakadilan," tegasnya.

Kang Maman juga bercerita bahwa banyak inspirasinya bersumber dari ibunya. Ia mengenang bagaimana ibunya rela mengalah demi anak-anak, bahkan hanya makan sisa nasi dengan tulang ikan agar anaknya tetap kenyang.

"Dari situ saya belajar, perempuan merupakan sumber kekuatan tanpa batas," ucap Kang Maman.

Selain isu perempuan, karya-karya Kang Maman juga menyinggung persoalan kemanusiaan lain, seperti anak-anak korban HIV/AIDS, kelompok minoritas, hingga praktik perdagangan manusia. Ia mengaku, menulis tema sensitif kerap membuatnya menerima ancaman.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait